ZONAUTARA.com – Bangun selama operasi memang terdengar menakutkan, namun, hal itu memang bisa terjadi. Ada bukti bahwa sekitar 5 persen orang mungkin mengalami kesadaran anestesi di beberapa titik di meja operasi, meskipun tidak semua orang mengingatnya.
Menjalani peristiwa seperti itu bisa menjadi traumatis dan menyakitkan. Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya?
Mengutip dari mosaicscience, David Robson mengungkapkan tiga cara membuka saluran komunikasi saat pasien dilumpuhkan oleh obat penghambat neuromuskular
Teknik lengan bawah terisolasi
Teknik lengan bawah terisolasi menggunakan manset untuk membendung aliran darah ke tangan, mencegah obat penghambat neuromuskular melumpuhkan otot-otot di sana.
Artinya, jika anda masih bangun saat harus dibius, anda bisa menggerakkan tangan untuk memberi isyarat kepada dokter dan perawat.
Melihat gerakan pada otot
Mungkin ada cara untuk memperluas komunikasi dengan melihat gerakan pada lengan bawah. Meskipun agen paralitik mencegah impuls ini dari merangsang otot, namun ada cara lain bagi pasien yang sadar untuk menandakan kesusahan mereka seperti mendeteksi niat untuk menggerakkan otot-otot wajah seperti mulut.
Melihat kesadaran di otak saat masih bangun
Beberapa ahli anestesi mencoba mengukur aktivitas otak selama anestesi umum. Metode yang paling umum melibatkan menempelkan elektroda ke kulit dahi, untuk mengukur penembakan neuron di lobus frontal.
Gelombang yang dihasilkan akan lambat pada monitor elektroda bagi orang yang benar-benar tidak sadar. Sayangnya, beberapa penelitian baru-baru ini mengungkapkan temuan yang meresahkan bahwa monitor otak ini tidak dapat diandalkan dalam mendeteksi kesadaran.
Teori kesadaran terbaru menunjukkan bahwa kesadaran kita bergantung pada banyak wilayah otak lainnya, termasuk bagian posterior.
Di masa depan, peneliti mungkin dapat mengidentifikasi tanda kesadaran yang lebih andal, sehingga ahli anestesi dapat memantau tingkat kesadaran pasien selama operasi dan menyesuaikan dosis sesuai dengan apa yang mereka lihat.