ZONAUTARA.com –Â Diperkirakan sebanyak 40,3 juta orang hari ini menderita perbudakan modern. Para korban memberikan keuntungan ilegal kepada para penculiknya sebesar $150 miliar setiap tahun. Fakta paling mengenaskan ini semakin menghantui mengingat satu dari 4 korbannya adalah anak-anak.
Ada lebih sedikit budak di dunia saat ini, per kapita, daripada di titik lain mana pun dalam sejarah. Bentuk-bentuk perbudakan seperti pekerja anak dan pernikahan paksa sedang menurun. Dan PBB telah menetapkan target untuk mengakhiri perbudakan modern pada tahun 2025. Laporan Human Rights Outlook telah memprediksi pergantian robot dengan budak di masa depan.
Bagaimana robot menghentikan perbudakan modern?
Pelaku perbudakan memikat orang-orang yang putus asa dan kehilangan haknya dengan janji mata pencaharian. Mereka kemudian memaksa korbannya untuk melakukan pekerjaan yang berulang-ulang, menuntut fisik, dan sering kali berbahaya.
Secara desain, mesin melakukan tugas berulang tanpa memperhatikan bahaya atau tuntutan fisik. Jika otomatisasi menjadi tersebar luas dan cukup hemat biaya, hal ini tentu akan menghilangkan kebutuhan akan tenaga kerja manusia yang murah dan membuat perbudakan menjadi tidak efisien secara ekonomi.
Saat ini, pabrik-pabrik China kehilangan sumber tenaga kerja tradisional mereka yang murah karena upah pekerja dan tingkat pendidikan meningkat. Untuk mengatasi kesenjangan tenaga kerja ini, negara tersebut membeli 56.000 robot pada tahun 2014 dan berencana untuk meningkatkan otomatisasi pabrik dengan cepat.
Karena otomatisasi menyebar ke wilayah dan industri baru, hal itu dapat membuat perbudakan menjadi kurang efisien secara ekonomi dalam jangka panjang.
Selama dua dekade ke depan, 56 persen pekerja di industri manufaktur ASEAN-5 akan kehilangan pekerjaan mereka karena otomatisasi. Dengan sedikit keterampilan dan lebih sedikit pilihan pekerjaan, maka pekerja terlantar dapat menjadi sasaran praktik eksploitatif yang membawa orang ke dalam perbudakan dan perdagangan manusia.
Negara-negara ASEAN-5 sudah menempati peringkat tinggi dalam Indeks Perbudakan Modern, dan laporan tersebut memperkirakan penurunan lebih lanjut.
Otomatisasi dapat membuat pengurangan perbudakan modern lebih mudah di beberapa negara bagian, tetapi tidak dapat menghentikan masyarakat dari penyakit sosial dan politik yang menciptakan peluang untuk eksploitasi.
Perlu dilakukan rantai pasokan yang transparan, pelaporan yang lebih komprehensif dan meluas, serta edukasi pada publik agar dapat melindungi masyarakat yang berisiko menjadi korban eksploitasi.