ZONAUTARA.com – Butiran beras melayang di atas niru dari tangan Ijong Lasabuda (68). Wanita paruh baya ini ditugaskan memastikan sisa sekam dan kotoran lainnya dari proses olah padi, tidak lagi tercampur beras yang diambilnya dari karung berkapasitas 60 kilogram. Tidak sendiri, bersama jemaat perempuan lainnya, Ijong mengurusi dapur umum. Dapur yang dibangun untuk memastikan ketersediaan konsumsi Jemaat Ahmadiyah yang hadir di Jalsah Salanah tahun 2023 terpenuhi.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Jalsah Salanah wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulutgo) bahkan Palu, Ternate dan Ambon (sebelum mandiri) selalu dilaksanakan di Kelurahan Motoboi Besar, kelurahan di mana Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Cabang Kotamobagu berpusat.
Ijong dan jemaat Ahmadiyah di sini tengah bersuka cita, setelah dua tahun tertunda karena Covid-19, kini mereka bisa menyambut saudara sesama jemaat datang dari berbagai daerah.
Persiapan
Antusias menyambut jemaat dari luar, Ijong dan jemaat Ahmadiyah di Kotamobagu menyulap halaman belakang Masjid Mubarak menjadi langgar khana, atau tempat makan. Langgar khana dibagi menjadi dua, untuk jemaat perempuan dan laki-laki. Di samping langgar khana inilah dapur umum dibangun. Dalam mengaturnya, Ijong telah melalui mufakat yang digagas lewat panitia pelaksana yang diketuai oleh Rahman Lukman Baaman (60).
Sebagai ketua panitia Lukman merasa tidak ada kesulitan berarti. Sebab, jauh sebelumnya rencana menggelar Jalsah Salanah memang sudah ada dari pusat, kemudian diteruskan ke cabang-cabang. Selain itu, menurut Lukman, ini bukan kali pertama dirinya sebagai jemaat di Kotamobagu menjadi tuan rumah Jalsah Salanah.
“Karena sudah menjadi agenda tahunan sehingga koordinasi baik dari pelaksana maupun cabang yang datang sudah terjalin lebih dahulu. Apalagi sejak awal, peserta harus registrasi dan divarifikasi setelah datang, guna mempermudah perkiraan akomodasi,” jelas Lukman.
Hal serupa juga dikatakan koordinator umum panitia jemaat perempuan, Rama Wahyuna Mutu (48). Rama juga merupakan Ketua Lajnah Imaillah (LI) JAI Cabang Kotamobagu yang menggantikan Yuliana Thayeb. Ia yang baru sebulan terpilih ini mengatakan, untuk memaksimalkan persiapan dibentuklah panitia pelaksana, terdiri dari beberapa seksi di antaranya seksi konsumsi, kebersihan dan kesehatan.
“Dengan begitu masing-masing memiliki tugas sendiri, dan kita mudah menangani setiap keperluan atau keluhan dari jemaat,” kata Rama.
Tak hanya itu, Rama juga menyebut jika panitia turut memastikan rumah inap para jemaat yang datang. Jemaat diinapkan di rumah sesama jemaat di sekitar lokasi. Menariknya, Rama mengungkap, beberapa jemaat yang datang justru memilih menginap di rumah warga yang bukan jemaat.
“Dan tidak ada masalah sama sekali. Di sini karena kerukunan sudah terbangun, terjadi kawin mawin sehingga segalanya rukun dan harmonis,”ucap Rama.
Bahkan, Rama turut membeberkan, jika dalam persiapan Jalsah Salanah di Kotamobagu, termasuk dalam aktifitas di dapur umum, banyak warga yang bukan Ahmadiyah yang turut membantu guna menyukseskan terlaksananya acara.
Saat Ahmadiyah berkumpul
Jalsah Salanah berasal dari bahasa Urdu yang berarti pertemuan tahunan. Biasanya, Jalsah Salanah digelar setiap tanggal 27, 28, 29 Desember. Jemaat Ahmadiyah di luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Afrika dan lainnya telah lebih dulu melaksanakan pada akhir tahun 2022. Di Indonesia Jalsah Salanah baru dilaksanakan pada bulan Januari, walau pada saat Jalsah di luar negeri berlangsung, jemaat di Indonesia juga turut menyimak.
Jalsah Salanah di Kotamobagu dihadiri sekitar 500-an jemaat yang datang dari Manado, Minahasa, Kotamobagu, Lolak, Bolsel, Dumoga, Konarom, Kosinggolang, Bolmut, Gorontalo dan Marissa. Jemaat dari berbagai usia berkumpul memperkuat silaturahmi dan keilmuan tentang kejemaatan, keislaman, Al-quran dan hal yang berkaitan dengan konsen pemerintah, yaitu resesi setelah pandemi juga persiapan menghadapinya.
Jalsah Salanah ini juga adalah rangkaian kegiatan Jalsah Salanah nasional yang dipusatkan di Markas Ahmadiyah Indonesia, Kemang, Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dan diselenggarakan tak hanya tatap muka tetapi secara online di lima lokasi dan disebar di 27 titik di wilayah Indonesia.
Mubaligh JAI Cabang Kotamobagu, Ata’ul Islam, mengatakan, Jalsah Salanah tahun ini mengambil tema Pulih Lebih Cepat, Bangkit lebih Kuat, Menguatkan Empati dan Mengatasi Resesi. Menurutnya, dalam Jalsah Salanah jemaat diberi penguatan tentang pemahaman mengatasi resesi dengan cara hidup sederhana, tidak boros, atau berfoya-foya. Selain, pengetahuan akademis berkaitan dengan resesi dan konflik yang diperkuat.
“Kita juga momohon kepada Huzur (pimpinan) di pusat, di London, supaya beliau bisa memberi arahan/ nasehat kepada kita. Alhamdulilah! Beliau sudah mengirimkan, nanti akan dibacakan saat penutupan Jalsah,” kata Ata’ul , Sabtu, (7/1/2023).
Suara ceramah dari monitor yang terpasang terdengar mengisi ruangan masjid Mubarrak. Jemaat Ahmadiyah yang hadir duduk menyimak dengan khusyuk. Beberapa anak kecil berlarian di depan masjid, mereka tampak gembira bertemu dengan teman baru.
Ikatan silaturahmi kian erat, hal tersebut membuat Hartiwi Inggo (28) jauh-jauh datang. Bersama sekitar tigapuluh orang dari Bolmong, ibu dua anak ini menempuh perjalanan. Bukan kali pertama, jemaat Ahmadiyah asal Ikwan ini mengaku sudah empat kali mengikuti Jalsah.
“Suami, anak-anak juga keluarga lain datang. Di sini kami mempererat persaudaraan. Jadi, bisa menjadi lebih kuat, termasuk dalam memahami nilai-nilai menjadi seorang Ahmadi,” ujarnya.
Di Kotamobagu, Jalsah Salanah tidak hanya dihadiri jemaat Ahmadiyah. Sebagaimana Jalsah Salanah di Bogor yang dihadiri banyak tamu dari berbagai elemen, di Kotamobagu Jalsah juga dihadiri Lurah, Babinsa, anggota dari GP Ansor, Banser, Gusdurian, bahkan pendeta.
Dengan kehadiran banyak elemen masyarakat Ata’ul berharap, sebagai minoritas ajakan seperti ini (ceramah yang terbuka) bisa memberi pemahaman bahwa Ahmadiyah tidak eksklusif. Di samping memebri gambaran kepada orang-orang dari luar Ahmadi, agar bisa melihat bahwa jemaat Ahmadiyah sama saja seperti masyarakat pada umumnya yang ada di Indonesia.
Menurutnya, kegiatan yang berlangsung sejak Jumat, 6 Januari ini, dijadwalkan berakhir Minggu, 8 Januari 2023.