Presiden Amerika Serikat Joe Biden terbang ke kota El Paso di Texas pada Minggu (8/1) untuk melihat langsung masuknya ribuan migran tidak berdokumen yang melintasi wilayah perbatasan antara AS dan Meksiko.
Kunjungannya dilakukan beberapa hari setelah mengumumkan bahwa sebanyak 30.000 warga Kuba, Nikaragua, Haiti, dan Venezuela akan diizinkan masuk ke AS setiap bulan. Mereka juga akan diizinkan bekerja secara legal hingga dua tahun jika mereka mendaftar dari negara asal, lulus pemeriksaan latar belakang, dan membuktikan bahwa mereka memiliki seorang sponsor keuangan di AS.
Tapi Biden mengatakan bahwa mereka akan dideportasi ke Meksiko jika memasuki AS secara ilegal. Langkah itu merupakan perluasan kebijakan imigrasi era pandemi yang menjadikan kekhawatiran penyebaran virus corona sebagai alasan untuk mencegah gelombang migran yang mencoba memasuki AS.
Sebelum perjalanan itu, Gedung Putih mengatakan Biden, yang oleh kubu Partai Republik disebut “terlalu lunak” dalam hal keamanan perbatasan, akan meninjau operasi penegakan hukum. Kunjungan ke wilayah perbatasan itu adalah yang pertama dalam masa jabatannya sebagai presiden yang telah berjalan selama dua tahun.
Pihak Gedung Putih juga mengatakan bahwa presiden akan bertemu dengan para pejabat lokal yang telah memproses kedatangan “migran dalam jumlah sangat besar yang melarikan diri dari penindasan politik dan kekerasan geng” di empat negara tersebut.
Tetapi ribuan migran tidak berdokumen juga berdatangan dari tempat lain, kebanyakan dari negara-negara Amerika Tengah, dan telah membuat kewalahan para agen perbatasan. Banyak dari para migran diproses secara administratif di perbatasan tetapi diizinkan memasuki AS dengan janji akan hadir pada sidang pengadilan untuk memproses permintaan suaka mereka. Yang lainnya diperintahkan kembali ke perbatasan.
Secara keseluruhan, 2,38 juta migran tercatat melintasi berbagai titik di sepanjang perbatasan AS-Meksiko pada tahun fiskal yang berakhir pada bulan September. Jumlah tersebut adalah yang pertama di mana jumlah tahunan mencapai 2 juta. Sebagian di antaranya adalah para migran yang mencoba masuk lebih dari sekali. [vm/lt]
Beberapa informasi di artikel ini diambil dari The Associated Press
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia