China tidak akan memasukkan PFE.N Paxlovid dari Pfizer Inc dalam daftar terbaru obat-obatan yang ditanggung oleh skema asuransi kesehatan dasar negara tersebut, karena perusahaan asal Amerika Serikat itu menetapkan harga tinggi untuk obat COVID-19 itu, kata Administrasi Keamanan Kesehatan China (NHSA) pada Minggu (8/1).
Obat antivirus COVID-19 tersebut saat ini ditanggung oleh skema asuransi perawatan kesehatan yang luas di negara itu di bawah langkah-langkah sementara yang diumumkan oleh regulator itu pada Maret tahun lalu ketika wabah COVID-19 meningkat.
Tetapi pihak berwenang mengadakan pembicaraan dengan Pfizer dalam beberapa hari terakhir untuk memutuskan apakah akan memasukkannya ke dalam daftar termutakhir, yang diperbarui setiap tahun.
Obat yang terdaftar dapat diakses melalui skema asuransi negara, yang akan meningkatkan volume, tapi produsen diharuskan untuk menurunkan harga. Pada putaran sebelumnya, para produsen obat telah memangkas harga sebanyak 62 persen setelah melakukan negosiasi dengan para pejabat.
“Kami akan terus berkolaborasi dengan pemerintah China dan semua pemangku kepentingan terkait untuk mengamankan pasokan Paxlovid yang memadai di China. Kami tetap berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan pengobatan COVID-19 bagi para pasien di China,” kata Pfizer dalam sebuah pernyataan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
NHSA mengatakan Paxlovid akan tetap dibayar oleh asuransi kesehatan negara sampai berakhirnya upaya sementara pada 31 Maret mendatang. [vm/rs]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia