Kelompok-kelompok garis keras Iran hari Minggu (8/1) membakar bendera tiga warna Prancis di depan Kedutaan Besar Prancis di Teheran menanggapi publikasi karikatur majalah Charlie Hebdo yang mencemooh ulama-ulama berkuasa di Iran.
Ratusan warga garis keras Iran, termasuk mahasiswa dari sekolah-sekolah seminari meneriakkan kata “Mati lah Prancis” dan menuduh Presiden Emmanuel Macron “berkhianat” terhadap Iran. Mereka juga mendesak Prancis untuk menghentikan “permusuhan” terhadap Iran.
Meskipun kelompok-kelompok garis keras yang melakukan demonstrasi kerap membakar bendera Amerika, mereka sangat jarang membakar bendera Prancis.
Keamanan telah diperketat dan polisi tidak mengizinkan demonstran mencapai gedung kedutaan itu.
Ketua Parlemen Iran Moammad Bagher Qalibaf hari Minggu mengutuk majalah itu dan mendesak Kementerian Luar Negeri untuk melakukan “pembalasan dengan keras” terhadap Prancis. Ia mengatakan karikatur itu mencerminkan kemarahan Barat atas kegagalan menyebarluaskan “kerusuhan.”
Iran telah menuduh Barat mengobarkan dan mendukung demonstrasi yang telah mengguncang Iran selama hampir empat bulan sejak kematian Mahsa Amini, seorang perempuan Kurdi-Iran berusia 22 tahun yang meninggal dalam tahanan polisi, tiga hari setelah ia ditangkap pada 16 September lalu karena tidak mengenakan jilbab secara benar. [em/jm]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia