Polisi, Rabu (11/1) memasuki sebuah desa yang menjadi pusat kontroversi di bagian barat Jerman, dalam upaya mengusir para aktivis yang bertahan di lokasi tersebut untuk mencegah pembongkarannya guna membuka jalan bagi perluasan tambang batu bara.
Petugas anti huru hara bergerak masuk ke desa kecil Luetzerath, yang telah menjadi titik panas perdebatan tentang upaya iklim negara itu. Beberapa batu dilemparkan para aktivis ke arah polisi.
Polisi mengumumkan bahwa operasi telah dimulai dan daerah itu akan dipagari. Mereka mengatakan di Twitter bahwa para demonstran masih mungkin meninggalkan lokasi tersebut tanpa tindakan polisi lebih lanjut. Sekitar 100 aktivis terus berupaya menghalangi jalan masuk ke desa itu.
Para aktivis lingkungan mengatakan membuldoser desa itu untuk memperluas tambang batu bara Garzweiler di dekatnya akan menghasilkan emisi gas rumah kaca dalam jumlah besar. Pemerintah dan perusahaan energi RWE Power mengatakan batu bara diperlukan untuk memastikan keamanan energi Jerman.
Pada hari Selasa, para pengunjuk rasa menolak untuk mengindahkan keputusan pengadilan yang secara efektif melarang mereka berada di daerah tersebut. Beberapa di antara mereka menggali parit, membangun barikade, dan bertahan di sana dalam upaya menghentikan alat-alat berat mencapai desa itu, sebelum polisi mendorong mereka mundur dengan paksa.
RWE ingin mengekstraksi batu bara di bawah Luetzerath, yang katanya diperlukan untuk memastikan keamanan energi di Jerman. Perusahaan itu mencapai kesepakatan dengan pemerintah daerah tahun lalu yang memungkinkan desa tersebut dihancurkan dengan imbalan mengakhiri penggunaan batu bara pada tahun 2030, bukan 2038.
Namun para aktivis iklim mengatakan kesepakatan untuk memperluas tambang terbuka besar-besaran bertentangan dengan komitmen internasional Jerman untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang dapat mengakibatkan pemanasan global. Mereka juga mengutip penelitian yang menunjukkan bahwa batu bara di bawah Luetzerath mungkin tidak akan pernah dibutuhkan.
Perusahaan itu mengatakan dalam sebuah pernyataan Rabu pagi bahwa “hari ini, RWE Power akan mulai menghancurkan bekas pemukiman Luetzerath.”
Perisahaan itu mengatakan mereka`mengimbau para penghuni liar untuk mematuhi aturan hukum dan untuk mengakhiri pendudukan ilegal atas bangunan, lahan, dan situs milik RWE secara damai. [ab/uh]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia