Seruan Uni Afrika agar mereka memiliki perwakilan permanen di Dewan Keamanan PBB menemui hambatan setelah gagal mendapatkan dukungan dari menteri luar negeri baru China, Qin Gang, hari Rabu (11/1).
Dalam acara pembukaan markas baru Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika yang dibangun China di ibu kota Ethiopia Addis Ababa, Qin justru menekankan kemitraan China dengan Afrika dalam masalah keamanan dan pembangunan ekonomi.
China sendiri, yang telah banyak berinvestasi dalam berbagai proyek infrastruktur di Afrika, termasuk dalam pembangunan jalur kereta, jalan raya dan rumah sakit, merupakan anggota tetap DK PBB.
Dalam konferensi pers bersama, Ketua Komisi Uni Afrika Moussa Faki Mahamat menyebut kurangnya keterwakilan Afrika di DK PBB sebagai masalah penting, karena sebagian besar isu yang ada dalam agenda dewan tersebut biasanya berhubungan dengan negara-negara Afrika.
“Benua Afrika, dengan 1,3 miliar penduduk dan 54 negara anggota, memiliki hak untuk menjadi anggota dari pemerintahan internasional ini dan menjadi anggota tetap dewan keamanan,” ungkapnya.
Selama konferensi pers itu, Qin menolak gagasan bahwa China dan AS bersaing dan justru menyerukan ajakan untuk saling menghormati.
“[Hubungan] ini tidak boleh didasarkan pada permainan menang-atau-kalah zero sum. Kalau seperti itu, tidak akan ada pemenang dan dunia akan menderita,” katanya.
Pernyataan itu disampaikan setelah AS menggelar KTT AS-Afrika di Washington pekan lalu dalam upaya untuk menegaskan kembali pengaruhnya di Afrika.
Qin sendiri telah memulai perjalanannya selama seminggu ke Afrika, di mana ia juga akan mengunjungi Angola, Benin, Mesir dan Gabon. [rd/lt]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia