PM Peru Luis Alberto Otarola Peñaranda, Selasa (10/1) mengumumkan jam malam tiga hari di Puno, di mana 18 orang tewas dalam protes sehari sebelumnya.
“Hari ini, Dewan Menteri telah menyetujui keputusan tertinggi yang menyatakan jam malam di Puno selama tiga hari mulai pukul 8 malam hingga pukul 4 pagi. Ini dimaksudkan untuk melindungi kehidupan, kebebasan dan integritas seluruh penduduk Puno,” kata Peñaranda.
Jumlah kematian pada hari Senin (9/1) merupakan yang tertinggi sejak kerusuhan dimulai pada awal Desember setelah pemecatan Pedro Castillo sebagai presiden yang disusul dengan penangkapannya.
Ini terjadi setelah upayanya yang dikecam luas untuk membubarkan Kongres dan untuk mencegah pemakzulannya sendiri.
Telah 47 orang tewas sejak protes dimulai sebulan silam, sewaktu pengganti Castillo, mantan calon wakil presidennya, Dina Boluarte, mulai menjabat pada 7 Desember.
Boluarte telah mendukung rencana untuk mendorong pemilihan presiden dan anggota Kongres berlangsung pada 2024, bukannya pada tahun 2026 seperti yang dijadwalkan semula. [uh/ab]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia