Seorang warga Palestina, pemilik salah satu rumah yang dihancurkan pihak berwenang Israel hari Minggu (29/1), mengatakan ia sudah “sejak lama” mengajukan izin pendirian bangunan, tetapi “tidak kunjung berhasil.”
Hatem Shgerat berjalan melewati puing-puing bekas rumahnya, sementara anak-anaknya bermain di luar reruntuhan puing itu.
“Kita membayar uang kemana-mana, tetapi tidak ada hasil karena ini soal kebijakan pemindahan,” ujarnya terkait permohonan izin yang tidak pernah mendapat tanggapan. “Mereka (Israel) ingin agar rakyat (Palestina) tidak berdaya,” tambahnya.
Shgerat dan keluargnya disuruh keluar rumah untuk membuka jalan bagi buldoser yang menghancurkan dan mengubah rumah keluarganya menjadi puing-puing.
Polisi Israel dan otoritas kota Yerusalem hari Minggu menghancurkan sejumlah rumah di Yerusalem Timur yang dibangun tanpa izin, sebagai bagian dari dorongan otoritas Israel untuk menindak pembangunan secara ilegal.
Penghancuran sejumlah rumah pada hari Minggu ini berlangsung di tengah insiden berdarah yang menewaskan tujuh warga Israel dan melukai lima lainnya dalam dua penembakan terpisah di Yerusalem. Ini menjadikan Januari sebagai salah satu bulan yang menelan paling banyak korban jiwa di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki Israel dalam beberapa tahun. [em/ka]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia