Hampir 200 tahun yang lalu pemerintah AS menjanjikan masyarakat adat Cherokee satu kursi perwakilan kongres sebagai imbalan karena telah memberikan tanah air mereka. Namun, hingga kini janji itu belum ditepati. Masyarakat Cherokee lantas menyerukan Kongres untuk menepatinya, meski masih ada perdebatan tentang suku Cherokee mana yang patut mewakili mereka di kongres.
Setelah secara paksa memindahkan masyarakat Cherokee Nation, alias Bangsa Cherokee, dari tanah leluhur mereka hampir 200 tahun yang lalu, Presiden AS Andrew Jackson menandatangani Perjanjian New Echota pada tahun 1835.
Kevin Washburn dari University of Iowa mengatakan,“Pasal 7 perjanjian itu menjelaskan bahwa suku tersebut berhak mendapat perwakilan seorang delegasi di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat, kapan pun Kongres akan membuat ketentuan tersebut.”
Kini, masyarakat adat Cherokee menuntut Kongres untuk menepati janji tersebut dan menempatkan seorang delegasi untuk mewakili mereka.
Menurut peraturan DPR, delegasi dapat duduk di berbagai komite DPR dan mengusulkan rancangan undang-undang, namun tidak dapat mengikuti pemungutan suara di Kongres.
Dalam sidang dengar pendapat komite November lalu, anggota Partai Demokrat dan Partai Republik di DPR tampak terbuka pada gagasan tersebut, namun tidak ada tindakan apa pun yang kemudian diambil komite terkait.
Chuck Hoskin Jr., pemimpin Bangsa Cherokee, mengatakan, “Para anggota komite mengakui adanya janji tersebut, bahwa janji itu diberikan kepada masyarakat Cherokee dan negara harus menepatinya.”
Namun jawabannya tidak sesederhana itu.
Kini terdapat tiga suku Cherokee yang diakui pemerintah federal AS. Cherokee Nation adalah yang terbesar, dengan sedikitnya 430.000 orang. Dua suku lainnya yaitu United Keetoowah Band of Cherokee Indians di Oklahoma dan Eastern Band of Cherokee Indians di North Carolina.
Melalui email kepada VOA, Richarc Sneed, pemimpin Eastern Band of Cherokee Indians, menjelaskan masalahnya. Ia mengatakan, tidak mungkin menepati janji kepada masyarakat Cherokee ini tanpa melibatkan dan berbicara dengan ketiga suku yang kini mewakili ‘masyarakat Cherokee.’
Akan tetapi, Hoskin berpendapat lain. Menurutnya, perjanjian itu hanya berlaku bagi sukunya, Cherokee Nation.
“Cherokee Nation menandatangani perjanjian tersebut pada 1835; mereka menandatangani perjanjian tahun 1866; setelah itu barulah Eastern Band diakui, itu adalah suku Cherokee yang lain. Pada 1950, lebih dari satu abad dari perjanjian New Echota, United Keetoowah Band terbentuk melalui undang-undang Kongres. Itu sebabnya gagasan bahwa terdapat tiga suku dengan klaim yang setara terhadap perjanjian tersebut sangatlah tidak masuk akal,” jelasnya.
Jika pada akhirnya Cherokee Nation mendapatkan satu kursi di Kongres seperti yang diajukan, delegasinya akan bergabung dengan lima delegasi lain yang mewakili Distrik Columbia (DC) dan empat teritori AS. [rd/jm]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia