China, Rabu (22/1), mengkritik keras kunjungan seorang pejabat senior Pentagon ke Taiwan dan menegaskan kembali bahwa pihaknya telah memberikan sanksi kepada Lockheed Martin dan satu unit Raytheon karena memasok peralatan militer ke pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.
Komentar dari Kantor Urusan Kabinet Taiwan itu menegaskan kemunduran dramatis dalam hubungan antara Beijing dan Washington terkait Taiwan, teknologi, tuduhan mata-mata, dan, invasi Rusia ke Ukraina.
Ditanya tentang kunjungan Michael Chase, wakil asisten menteri pertahanan AS untuk urusan China, juru bicara Kantor Urusan Kabinet Taiwan, Zhu Fenglian, mengatakan China “dengan tegas menentang setiap interaksi resmi dan kolaborasi militer” antara AS dan Taiwan.
Upaya Partai Progresif Demokratik yang berkuasa di Taiwan untuk memperkuat kemerdekaan pulau itu dengan bantuan asing “pasti akan gagal,” kata Zhu kepada wartawan.
China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan akan dikendalikan secara paksa jika perlu. Taiwan terpisah dari China di tengah perang saudara pada tahun 1949, dan Partai Komunis China yang otoriter tidak pernah menguasai pulau itu.
Seorang juru bicara Pentagon tidak mengomentari langsung kunjungan Chase itu, tapi ia kembali menegaskan bahwa komitmen AS untuk Taiwan sangat kuat dan komitmen itu berkontribusi pada pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan di kawasan itu.
Kementerian Luar Negeri Taiwan sendiri mengatakan bahwa mereka tidak memiliki informasi tentang kunjungan Chase itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan “babak ketegangan baru ” di Selat Taiwan adalah hasil dari upaya otoritas Taiwan untuk “mengupayakan kemerdekaan dengan dukungan AS, serta niat AS untuk mengendalikan China dengan Taiwan.”
“Kami mendesak AS untuk … menghentikan segala bentuk kontak resmi AS-Taiwan, berhenti mencampuri masalah Taiwan dan berhenti menciptakan ketegangan baru di Selat Taiwan,” kata Wang dalam jumpa pers harian.
Ketegangan antara AS dan China kembali meningkat bulan lalu setelah Washington menuduh Beijing mengirim balon mata-mata yang ditembak jatuh di Pantai Timur Amerika. Menteri Luar Negeri Antony Blinken membatalkan perjalanan ke Beijing setelah insiden itu dan mengatakan pada akhir pekan bahwa Amerika Serikat khawatir China akan memberikan senjata ke Rusia untuk perangnya di Ukraina.
China, yang telah mendeklarasikan persahabatan “tanpa batas” dengan Rusia, dengan tegas menolak untuk mengkritik tindakan Moskow, menyalahkan AS dan NATO karena memprovokasi Kremlin, dan mengecam sanksi hukuman yang dikenakan pada Rusia. Rusia, pada gilirannya, sangat mendukung China terkait Taiwan.
Dalam kunjungan ke Moskow Selasa, diplomat senior Partai Komunis Wang Yi mengatakan hubungan antara Moskow dan Beijing “kokoh seperti batu” dan akan “bertahan dalam menghadapi ujian situasi internasional yang bergejolak.”
Rusia dan China memiliki “peluang bagus untuk melanjutkan kerja sama strategis yang erat dan kontak untuk melindungi kepentingan strategis kita bersama,” kata Wang.
Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, mengatakan ia tidak memiliki informasi tentang kemungkinan kunjungan Presiden Xi Jinping ke Moskow musim semi ini. [ab/lt]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia