Polisi Pakistan, Senin (27/2), menangkap seorang pensiunan jenderal angkatan darat dan pendukung terkemuka mantan Perdana Menteri Imran Khan dengan tuduhan menghasut para pegawai pemerintah dan publik untuk melawan institusi-institusi nasional, kata para pejabat.
Tuduhan terhadap pensiunan Jenderal Amjad Shoaib, yang disertai ancaman hukuman tujuh tahun penjara, itu dikeluarkan setelah ia muncul di saluran berita BOL Pakistan pada hari Sabtu yang mengritik pihak berwenang karena menahan para pendukung Khan di penjara, terutama di daerah-daerah terpencil di negara itu.
Mereka ditangkap di tengah upaya terbaru Khan untuk mendesak pihak berwenang agar mengadakan pemilihan dini.
Rabu lalu di kampung halaman mantan perdana menteri itu, Lahore, dan beberapa daerah perkotaan lainnya, para pendukung Khan melangsungkan protes, dengan melompat ke mobil-mobil polisi, berpose di depan kamera dan mengejek polisi. Mereka sengaja menentang larangan unjuk rasa agar ditangkap secara massal.
Polisi sebagian besar umumnya berdiam diri tetapi setidaknya 200 pendukung Khan ditangkap di berbagai tempat di provinsi Punjab timur dan di tempat lain, atas permintaan mereka sendiri.
Dalam penampilannya di TV, Shoaib diduga mendesak para pegawai negeri untuk menolak menjalankan tugas mereka. Tuduhan terhadapnya mengklaim bahwa pernyataan Shoaib itu adalah bagian dari “konspirasi yang direncanakan” untuk melemahkan negara. Shoaib tidak memegang jabatan apa pun di partai Khan.
Fawad Chaudhry, seorang pemimpin senior dari partai oposisi Khan, Pakistan Tehreek-e-Insaf, mengutuk penangkapan Shoaib yang berusia 80 tahun itu, dengan mengatakan bahwa tindakan seperti itu tidak akan membawa apa-apa selain lebih banyak kebencian dan kecemasan.
Shahbaz Sharif menggantikan Khan sebagai perdana menteri setelah mantan bintang kriket yang menjadi politisi Islam itu digulingkan lewat mosi tidak percaya di Parlemen pada April 2022.
Sejak itu, Khan — yang mengklaim penggulingannya adalah konspirasi oleh Sharif dan Washington — telah mengupayakan diselenggarakannya pemilihan awal. Washington dan Sharif membantah klaim Khan dan Sharif menolak seruan untuk pemilihan dini, dengan mengatakan bahwa pemungutan suara akan diadakan sesuai rencana akhir tahun ini.
Pemerintahan Sharif telah bergumul dengan ketidakstabilan politik, tetapi juga gelombang serangan militan dan kekerasan selama beberapa bulan terakhir di berbagai penjuru negara itu.
Pada hari Senin, sejumlah tersangka militan membunuh empat pekerja dan melukai tiga lainnya di sebuah tambang batu bara di barat daya Pakistan, menurut pejabat polisi Syed Akbar. Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan di Harnai itu, sebuah distrik di provinsi Baluchistan yang bergolak dan merupakan pusat penambangan batu bara.
Secara terpisah, baku tembak menewaskan dua tentara dan dua gerilyawan setelah serangan di Waziristan Utara, sebuah distrik di provinsi Khyber Pakhtunkhwa barat laut, kata militer.
Waziristan adalah pangkalan Taliban Pakistan sampai tentara mengklaim telah membersihkan wilayah itu dari pemberontak. Namun, serangan terus berlanjut, meningkatkan kekhawatiran bahwa Taliban Pakistan telah menghimpun kembali kekuatan mereka di sana. [ab/lt]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia