Kepolisian Kanada, Kamis (9/3), mengatakan tengah menyelidiki dugaan bahwa dua tempat di wilayah Montreal digunakan sebagai “kantor polisi” yang didukung China untuk mengintimidasi atau melecehkan warga Kanada asal China.
Penyelidikan itu menambah dugaan campur tangan China dalam urusan dalam negeri Kanada, termasuk tuduhan Ottawa bahwa Beijing mencoba mempengaruhi dua pemilu terakhir di Kanada. China sendiri telah membantah tuduhan itu.
“Kami sedang melancarkan sejumlah tindakan polisi untuk mendeteksi dan menghentikan kegiatan kriminal yang didukung negara asing ini, yang bisa mengancam keselamatan orang yang tinggal di Kanada,” kata Royal Canadian Mounted Police (RCMP) di Quebec dalam sebuah pernyataan.
Negara-negara termasuk Amerika Serikat dan Belanda telah melakukan penyelidikan serupa menyusul laporan yang dirilis oleh oleh Safeguard Defenders, sebuah organisasi hak asasi manusia yang berbasis di Eropa, pada bulan September lalu. Organisasi tersebut merinci keberadaan belasan “pos layanan” polisi China di kota-kota besar di seluruh dunia.
Pada bulan November, RCMP juga meluncurkan penyelidikan atas laporan serupa tentang “kantor layanan polisi” China di wilayah Toronto. RCMP di Ontario, Kamis, belum menanggapi permintaan informasi tentang penyelidikan itu.
Wakil komisaris RCMP untuk kepolisian federal, Michael Duheme, kepada komite parlemen pekan lalu mengatakan badan tersebut telah “mengambil tindakan terbuka” yang menyebabkan penghentian operasi pada empat tempat yang diduga pos-pos polisi China. [my/rs]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia