bar-merah

3.000 Migran Berjalan ke Arah Utara dari Meksiko Selatan


Sekitar 3.000 migran pada Minggu (23/4) mulai berangkat ke arah utara dalam apa yang mereka sebut prosesi protes massal dari Meksiko selatan. Aksi itu dilakukan untuk menuntut diakhirinya pusat penahanan seperti yang terbakar bulan lalu, dan menewaskan 40 migran.

Para migran berangkat pada Minggu pagi dari Kota Tapachula, dekat perbatasan Meksiko-Guatemala. Mereka mengatakan tujuan mereka adalah mencapai Mexico City untuk menuntut perubahan dalam cara memperlakukan para migran.

“Sekarang kami telah memutuskan untuk bergerak maju dalam perjalanan ini karena 40 orang tewas di sana. Yang membakar mereka, mereka adalah pembunuh, mereka tidak menginginkan rakyat negara kami, dan kami ingin keadilan ditegakkan, kata Juan Carlos Hernandez, seorang migran Honduras.

Namun pada masa lalu, banyak peserta dalam prosesi serupa melanjutkan perjalanan ke perbatasan AS, yang hampir selalu menjadi tujuan mereka. Para migran itu terutama berasal dari Amerika Tengah, Kuba, Venezuela, Ekuador, dan Kolombia.

Otoritas Meksiko telah menggunakan pemeriksaan dokumen dan pos-pos pemeriksaan di sepanjang jalan raya untuk menahan puluhan ribu migran yang frustrasi di Tapachula, mempersulit mereka untuk melakukan perjalanan ke perbatasan AS.

Irineo Mújica, aktivis dan pemimpin Pueblos Sin Fronteras, mengatakan para migran menuntut pembubaran badan imigrasi negara itu, yang pejabatnya disalahkan – dan beberapa dituduh melakukan pembunuhan – dalam kebakaran 27 Maret.

Mújica menyebut pusat-pusat penahanan imigrasi sebagai “penjara.”

Para jaksa penuntut Meksiko mengatakan akan mengajukan tuntutan terhadap pejabat nasional tertinggi badan imigrasi, Francisco Garduño, yang dituduh lalai karena tidak mencegah bencana di Ciudad Juarez meskipun sebelumnya ada indikasi masalah di pusat penahanan itu. Para jaksa mengatakan audit pemerintah telah menemukan “pola tidak bertanggung jawab dan kelalaian berulang” di lembaga imigrasi.

Kebakaran di Ciudad Juarez, di seberang perbatasan dari El Paso, Texas, terjadi setelah seorang migran diduga membakar kasur busa untuk memprotes rencana pemindahannya. Api dengan cepat memenuhi fasilitas dengan asap. Petugas tidak mengizinkan migran keluar dari fasilitas itu. [lt/uh]

Source link



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat




Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia
Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com