Zonautara
  • HOME
  • PERISTIWA
    • Press Review
    • Kabar Sulut
    • Bencana dan Musibah
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Hukum dan Regulasi
    • Lingkungan dan Konservasi
    • Pendidikan
    • Politik dan Pemerintahan
    • Sosial Kemasyarakatan
  • LAPORAN KHAS
    • Insight
    • Indepth
    • Sorotan
    • Tematik
    • Persona
    • ZONA DATA
      • Angka
      • Visualisasi Data
    • TUTUR VISUAL
      • Foto
      • Video
      • Infografis
    • POJOK RONNY
      • Perjalanan
  • CARI TAHU
    • ZONAPEDIA
    • Bagaimana caranya?
    • Daftar
    • Sejarah
    • Hari Ini Dalam Sejarah
  • REHAT
  • DATASET
No Result
View All Result
Zonautara
  • HOME
  • PERISTIWA
    • Press Review
    • Kabar Sulut
    • Bencana dan Musibah
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Hukum dan Regulasi
    • Lingkungan dan Konservasi
    • Pendidikan
    • Politik dan Pemerintahan
    • Sosial Kemasyarakatan
  • LAPORAN KHAS
    • Insight
    • Indepth
    • Sorotan
    • Tematik
    • Persona
    • ZONA DATA
      • Angka
      • Visualisasi Data
    • TUTUR VISUAL
      • Foto
      • Video
      • Infografis
    • POJOK RONNY
      • Perjalanan
  • CARI TAHU
    • ZONAPEDIA
    • Bagaimana caranya?
    • Daftar
    • Sejarah
    • Hari Ini Dalam Sejarah
  • REHAT
  • DATASET
No Result
View All Result
Zonautara
No Result
View All Result
Home voa

Apa yang Terjadi Jika AS Gagal Naikkan Plafon Utangnya?

by Redaksi ZU
A A


Waktu sudah hampir habis, tetapi para pembuat kebijakan di Amerika Serikat (AS) belum kunjung selesai tawar-menawar soal kenaikan pagu utang negara. Di sisi lain, Departemen Keuangan AS sudah memperingatkan bahwa Pemerintah AS bisa kehabisan dana pada awal Juni untuk membayar sejumlah pengeluaran  

Presiden Joe Biden dijadwalkan akan bertemu dengan Ketua DPR Kevin McCarthy dan para pemimpin lainnya pada Selasa (9/5).  Kira-kira apa yang dapat terjadi jika Kongres tidak menaikkan atau menangguhkan batas utang tepat waktu:  

Apa yang Terjadi Setelah 1 Juni?   

Amerika Serikat dapat kehabisan dana untuk memenuhi semua kewajiban keuangannya pada 1 Juni, atau dalam beberapa minggu setelah itu, kata Menteri Keuangan Janet Yellen.  

Jika itu terjadi, kemungkinan Departemen Keuangan akan mengikuti rencana darurat yang dibuat pada 2011, ketika negara menghadapi situasi serupa, kata Wendy Edelberg, rekan senior dalam studi ekonomi di Brookings Institution.  

Berdasarkan rencana ini, tidak akan ada gagal bayar obligasi pemerintah AS (surat utang Pemerintah AS) dan Pemerintah AS akan terus membayar bunga obligasi saat jatuh tempo.  

“Saat obligasi pemerintah jatuh tempo, Departemen Keuangan akan membayar pokok obligasi dengan melelang obligasi baru dengan jumlah yang sama,” sehingga tidak meningkatkan keseluruhan stok utang yang dimiliki publik, tambahnya.  

Namun, pembayaran lainnya — seperti kepada badan-badan pemerintah, penerima jaminan sosial, atau penyedia asuransi kesehatan Medicare — kemungkinan akan ditunda kecuali Departemen Keuangan dapat memenuhi semua kewajiban yang jatuh tempo pada hari tertentu. 

Penghentian kegiatan pemerintah atau shutdown tidak mungkin terjadi, meskipun pembayaran gaji karyawan federal dapat ditunda.  

Apakah Ada Konsekuensi Lebih Lanjut?  

Bahkan tanpa gagal bayar utang, situasi seperti itu “akan sangat mengganggu pasar dan ekonomi,” kata ekonom Nancy Vanden Houten dari Oxford Economics.  

Ekonom dari Moody’s Analytics, Bernard Yaros, menyamakan situasi sekarang dengan krisis keuangan 2008, ketika Kongres gagal meloloskan rencana dana talangan besar untuk bank — kegagalan tersebut memicu aksi jual di pasar saham yang menekan anggota parlemen.  

Dan suku bunga akan melonjak, terutama imbal hasil surat utang pemerintah dan suku bunga hipotek, kata Yaros kepada AFP.  

“Itu akan menyebabkan biaya pinjaman yang lebih tinggi bagi konsumen, bagi korporasi,” katanya.  

“Suku bunga jangka panjang hanya akan lebih tinggi secara permanen, terutama imbal hasil Surat utang Pemerintah AS, karena investor akan menuntut kompensasi atas risiko pelanggaran lain di masa depan,” tambahnya. Dalam jangka panjang, nilai dolar juga bisa lebih rendah.  

Rumah tangga atau bisnis yang gagal menerima pembayaran federal kemungkinan akan mengurangi pengeluaran jangka pendek karena kehilangan pendapatan, sedangkan dkepercayaan konsumen dapat memburuk, merugikan perekonomian, kata Yaros.  

Pada Rabu, Dewan Penasihat Ekonomi memperingatkan bahwa jika pemerintah AS berhenti memenuhi kewajiban keuangannya, guncangan ekonomi yang diakibatkannya dapat menyebabkan lebih dari delapan juta orang kehilangan pekerjaan musim panas ini dan penurunan produk domestik bruto (PDB) sekitar enam persen.  

 

Kapan Gagal Bayar Utang Terjadi? 

Suatu negara dianggap gagal bayar (default) ketika tidak memenuhi kewajiban keuangannya seperti ke negara lain, atau kepada investor yang membeli obligasinya.  

Kegagalan dalam pembayaran utang dapat dianggap parsial ketika suatu negara tidak dapat membayar hanya sebagian dari utangnya, dan pemerintah dapat menyatakan dirinya gagal bayar dengan mengumumkan tidak akan membayar utangnya.  

Lembaga pemeringkat juga dapat mengumumkan default, setelah berakhirnya masa tenggang otomatis 30 hari setelah tanggal jatuh tempo pembayaran. Atau, peminjam swasta dapat mengatakan secara terbuka bahwa suatu negara belum membayar.  

Sementara kepemilikan asing atas utang federal AS paling menarik perhatian, mereka hanya terdiri dari sekitar seperempat dari total.  

Jalan menuju default potensial akan ditelegramkan dengan baik, kata Yaros dari Moody’s Analytics.  

“Mereka perlu melakukan itu karena jika mereka tidak memberikan panduan konkret tentang kapan tanggal X atau tanggal default, maka anggota parlemen tidak akan merasakan tekanan untuk berkompromi,” katanya.  

Apa yang Terjadi setelah Default?   

Dampak langsung dari gagal bayar surat pemerintah AS “sangat mungkin mengakibatkan gangguan parah pada surat utang pemerintah yang akan merembet ke pasar keuangan lainnya,” kata Edelberg.  

Hal itu juga akan berdampak pada biaya dan ketersediaan kredit untuk rumah tangga dan bisnis.  

“Perkembangan tersebut dapat merusak reputasi pasar surat utang Pemerintah AS sebagai yang paling aman dan paling likuid di dunia,” tambahnya.  

Untuk saat ini, sulit untuk melihat bagaimana kedua belah pihak akan berkompromi.  

Ada kemungkinan anggota parlemen mencapai kesepakatan jangka pendek, menghubungkan ini dengan semua tagihan pengeluaran yang harus disahkan pada awal tahun fiskal baru pada bulan Oktober, kata Vanden Houten. [ah/ft]  

Source link


Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia
Tags: amerika serikatvoaKongres amerikaPlafon Utang AmerikaPerekonomian Amerikaperbankan Amerikaekonomi
ShareTweetSend

Related Posts

voa

Anggota Keluarga Kecelakaan Kereta di India Kesulitan Kenali Jenazah Korban

6 June 2023

...

voa

Ketegangan di Selat Taiwan Meningkat, Menteri Pertahanan AS dan China Saling Tuding

6 June 2023

...

Discussion about this post

Facebook Twitter Instagram Youtube

Redaksi

Kelurahan Mongkonai, Kecamatan Mongkonai Barat, Kotamobagu.
Email: [email protected]
[email protected]

  • Tentang Kami
  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Kebijakan Data Pribadi
  • Content Placement

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
    • Press Review
    • Kabar Sulut
    • Bencana dan Musibah
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Hukum dan Regulasi
    • Lingkungan dan Konservasi
    • Pendidikan
    • Politik dan Pemerintahan
    • Sosial Kemasyarakatan
  • LAPORAN KHAS
    • Insight
    • Indepth
    • Sorotan
    • Tematik
    • Persona
    • ZONA DATA
      • Angka
      • Visualisasi Data
    • TUTUR VISUAL
      • Foto
      • Video
      • Infografis
    • POJOK RONNY
      • Perjalanan
  • CARI TAHU
    • ZONAPEDIA
    • Bagaimana caranya?
    • Daftar
    • Sejarah
    • Hari Ini Dalam Sejarah
  • REHAT
  • DATASET

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.