ZONAUTARA.com – Desa Tanggari masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara. Desa Tanggari memiliki 8 jaga (dusun) dengan batas-batas yakni: sebelah utara dengan Desa Sawangan dan Desa Sampiri, sebelah selatan dengan Desa Tonsea Lama, sebelah timur dengan Air Danotua, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Suluan dan Desa Rumengkor.
Desa Tanggari memiliki jumlah penduduk sebanyak 1732 jiwa yang terbagi dalam 451 kepala keluarga, dimana jumlah laki-laki ada sebanyak 907 jiwa dan perempuan ada sebanyak 825 jiwa. (Data 2016).
Sketsa wilayah Desa Tanggari
Kebanyakan penduduk di desa ini memiliki profesi sebagai petani. Jumlah petani di Desa Tanggari berjumlah 492 orang dan karyawan swasta berjumlah 108 orang. Sementara itu yang berprofesi sebagai PNS/POLRI/TNI berjumlah 193 orang.
Sarana pendidikan di desa ini yang sudah tersedia yaitu berupa tiga gedung sekolah dasar dan satu gedung sekolah lanjutan tingkat pertama. Untuk sarana peribadatan, di desa ini telah didirikan empat gedung gereja.
Sejarah singkat Desa Tanggari
Perkampungan Tanggari dipindahkan sebanyak dua kali. Kampung pertama diberi nama Kayu Puti atau Walantakan yang letaknya berada di sisi sebelah timur.
Kampung ini terletak di pinggiran air Saduan yang ditimpah banjir besar. Dahulu sebelum banjir itu terjadi, Tua Umbanua atau Wadian Teterusan yang disebut sekarang hukum tua (kepala desa) sudah mendapat tanda sebelum kampung itu ditimpa musibah.
Saat mendapat tanda, Tua Umbanua mengumpulkan tua-tua kampung dan membicarakan tanda-tanda peristiwa buruk yang akan terjadi. Setelah itu, mereka sepakat bahwa kampung tersebut harus dipindahkan meskipun telah berusia sekitar 457 tahun.
Sesuai kesepakatan dalam musyawarah, mereka kemudian pindah ke sisi sebelah utara kampung lama yang disebut Wukid. Tempat sementara ini ternyata tidak cocok untuk ditinggali karena mendapat terpaan angin kencang.
Tua Umbanua kembali memanggil tua-tua kampung dan memusyawarahkan tempat yang dapat dijadikan sebuah perkampungan. Mereka sepakat untuk “Mengalai Wia Si Opo Empung” (artinya: minta tolong kepada Tuhan Allah melalui doa bersama terkait keinginan mendapatkan tempat tinggal yang baru).
Ketika mereka “Mengalei Wia Si Opo Empung”, mereka mendapat petunjuk untuk berjalan menuju ke arah barat. Dalam perjalan, mereka tidak hentinya-hentinya melakukan “Mengalei Wia Si Opo Empung” sambil memperhatikan tanda-tanda.
Terdengarlah suara burung dari atas yang dalam bahasa tua disebut Tumengaar. Mereka kemudian berhenti dan memperhatikan posisi matahari tepat berada “tengah hari”, dan memutuskan di situlah tempat yang akan dijadikan kampung.
Demikian peristiwa yang terjadi dan mereka menamakan kampung yang dibangun dengan sebutan Tengaar. Sebutan ini kemudian diubah menjadi Tenggari yang saat ini menjadi Tanggari.
HUT Desa Tanggari
Pada tahun 2022 Desa Tanggari telah merayakan hari ulang tahun yang ke-679 (14 September).
Saat ini Desa Tanggari dipimpin oleh Oscar Nelwan sebagai hukum tua atau kepala desa periode 2022-2028.
Potensi unggulan desa
Potensi unggulan Desa Tanggari salah satunya, yang utama yaitu permandian/pancuran air panas. Jalan menuju lokasi pancuran air panas berupa jalan beton dengan lebar 2 meter.
Bila dikembangkan, sumber air panas dan permandian air panas ini dapat menjadi obyek permandian yang menarik.
Keberadaan PLTA Tanggari
Desa Tanggari dapat disebut istimewa karena di desa ini ada dua pembangkit listrik tenaga air (PLTA) milik PLN.
PLTA Tanggari I berlokasi di Desa Tanggari terletak pada 124º 56’ 11” BT dan 1º 21’ 26” LU, dibangun pada tahun 1984 dan beroperasi pada tahun 1987. PLTA Tanggari I ini memiliki dua unit mesin, dengan kapasitas daya terpasang sebesar 18 MW.
PLTA Tanggari II terletak pada posisi 124º 56’ 49” BT dan 1º 22’ 16” LU. PLTA Tanggari II dibangun pada tahun 1995 dan mulai beroperasi pada tahun 1998. PLTA Tanggari II mampu membangkitkan tenaga listrik dengan kapasitas daya terpasang sebesar 19 MW dengan tegangan sebesar 13.2 KV. Tipe pambangkit run off river aliran langsung, dengan headrace tunnel yang mempunyai panjang 800 meter, diameter 2.6 meter, tinggi jatuh 103 meter, dan debit maksimum sebesar 16,5 m 3 detik.
Kedua PLTA ini menggunakan sumber energi gravitasi “air terjun” Sungai Tondano yang bersumber dari Danau Tondano dengan hulunya Desa Tolour dan bermuara di Pantai Manado. Panjang Sungai Tondano hampir 40 km.
Kode Wilayah dan Kode Pos
Adapun kode wilayah administrasi Desa Tanggari adalah: 71.06.03.2022
Sementara kode pos Desa Tanggari adalah: 95371
Sumber:
- Kabupaten Minahasa Utara, Profil, Sejarah dan Potensi Unggulan Desa, terbitan P2KKNT, Unsrat, 2016
- Inspirasikawanua.com diakse pada 11 Mei 2023.
- Kebijakan Perlindungan dan Pengelolaan Sumber Daya Air Berbasis Sukarela di Pembangkit Listrik Tenaga Air, Penulis Zakiyah, IPB, 2012.