Rusia telah mengeksekusi 77 warga sipil yang ditahan dalam penahanan sewenang-wenang selama perangnya di Ukraina, menurut laporan PBB yang dirilis Selasa (27/6).
Sejak Rusia memulai invasinya pada Februari tahun lalu, Misi Pemantau Hak Asasi Manusia PBB di Ukraina telah mendokumentasikan 864 kasus penahanan individu secara sewenang-wenang oleh Rusia, dengan banyak di antaranya merupakan penghilangan paksa.
“Kami mendokumentasikan eksekusi terhadap 77 warga sipil sewaktu mereka ditahan secara sewenang-wenang oleh Federasi Rusia,” kata Matilda Bogner, kepala misi itu, dalam konferensi pers di Jenewa.
Mereka yang dieksekusi terdiri dari 72 pria dan lima perempuan sementara dua tahanan pria lainnya meninggal akibat penyiksaan, kondisi penahanan yang tidak manusiawi, dan ketidaktersediaan perawatan medis.
“Angkatan Bersenjata Rusia, serta otoritas penegak hukum dan penjara, terlibat dalam penyiksaan dan perlakuan buruk yang meluas terhadap tahanan sipil,” kata Bogner.
“Sebagian besar dari mereka yang kami wawancarai mengatakan bahwa mereka telah disiksa dan diperlakukan dengan buruk, dan dalam beberapa kasus menjadi sasaran kekerasan seksual,” termasuk pemerkosaan.
“Penyiksaan digunakan untuk memaksa korban mengaku membantu angkatan bersenjata Ukraina, memaksa mereka untuk bekerja sama dengan otoritas pendudukan, atau mengintimidasi mereka yang berpandangan pro-Ukraina.”
Temuan laporan tersebut didasarkan pada 1.136 wawancara dengan para korban, saksi dan lainnya, ditambah dengan 274 kunjungan ke lokasi dan 70 kunjungan ke tempat-tempat penahanan resmi yang dijalankan oleh otoritas Ukraina. [ab/uh]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia