ZONAUTARA.com – Kemajuan teknologi sangat berkembang pesat apalagi dalam dunia kedokteran, tentunya istilah surrogate mother tidak asing lagi di dengar oleh Anda. Bagi pasangan yang sudah menikah, mempunyai keturunan adalah hal yang sangat dinantikan kehadirannya.
Pasangan yang sudah lama menikah dan belum juga dikaruniai keturunan pasti akan melakukan berbagai cara agar keinginannya mendapatkan keturunan dapat terwujud, salah satu caranya yaitu program bayi tabung.
Di Indonesia sendiri banyak kasus bayi yang ditelantarkan oleh orang tuanya dan ada juga pasangan yang sangat menantikan buah hati. Film bertema surrogate mother yang akan tayang nanti akan membahas tentang isu surrogate mother yang banyak diperbincangkan di Indonesia dengan segala kontroversi yang ada. Film ini akan dikemas secara menarik sehingga banyak pelajaran yang dapat diambil dari film tersebut.
Apa Itu Surrogate Mother?
Sudah banyak yang tahu tentang istilah surrogate mother dan masih ada yang belum paham tentang surrogate mother. Jadi surrogate mother adalah perempuan yang bersedia meminjamkan rahimnya kepada pasangan lain yang ingin memiliki keturunan. Dengan kata lain, pasangan tersebut menitipkan sel telur dan spermanya ke perempuan lain, karena rahim dari pasangan tersebut tidak memungkinkan untuk memiliki keturunan.
Seorang ibu pengganti biasanya mendapatkan bayaran. Bahkan, menurut cerita dari seorang wanita asal Jawa Barat yang menjadi ibu pengganti melalui agensi luar negeri, Ia bisa mendapatkan hingga 50000 dollar (750 juta) per-kehamilan.
Bayi yang ada di rahim perempuan tersebut akan tetap ada sampai waktunya melahirkan, jadi tidak ada ikatan darah antara bayi dengan perempuan tersebut. Hanya menumpang untuk melahirkan bayi dan menampung sel sperma serta sel telur dalam rahim hingga menjadi bayi. Kisah film tema surrogate mother diangkat dari kisah nyata yang ada di sekitar kita.
Bagaimana Surrogate Mother Dalam Perspektif Etika?
Banyak sekali pro kontra mengenai surrogate mother, mereka menganggap jika surrogate mother merupakan tindakan yang jarang dilakukan pasangan yang belum memiliki keturunan dikarenakan tidak ada biaya. Sebelum mereka melakukan surrogate mother, biasanya ada perjanjian yang telah dibuat antara pasangan yang sulit mendapat keturunan dengan perempuan tersebut. Surrogate mother dalam perspektif etika yaitu:
1. Tindakan surrogate mother bisa disebut sebagai pelanggaran etika
Disebut sebagai pelanggaran etika karena harga diri perempuan menjadi rendah karena rahimnya dapat disewa oleh pasangan suami istri yang belum mempunyai keturunan tetapi mereka mempunyai uang dan kuasa. Perempuan tersebut mengandung dan melahirkan anak yang bukan anak kandungnya merupakan salah satu pelanggaran etika.
2. Bertentangan dengan hati nurani
Bagaimana perasaan Anda ketika anak yang dikandung selama 9 bulan lalu dikembalikan ke orang tua biologis bayi tersebut? Tentunya hal tersebut bertentangan dengan hati nurani seorang ibu. Walaupun sebelumnya terjadi kesepakatan antara surrogate mother dengan orang tua biologis bayi tersebut, tetapi naluri dan ikatan batin bayi dengan surrogate mother sudah terbentuk.
3. Melanggar hak asasi manusia
Pelanggaran hak asasi manusia karena menjadikan perempuan menjadi barang yang rahimnya dapat disewa. Hal tersebut tidak wajar walaupun surrogate mother juga akan diberi uang oleh pasangan orang tua yang ingin menyewa rahimnya jika bayi tersebut berhasil dilahirkan.
Sebelum melakukan tindakan surrogate mother, biasanya perempuan yang akan disewa rahimnya melakukan serangkaian tes kesehatan terlebih dahulu untuk memastikan dalam kondisi sehat.
Di Indonesia masih awam tentang surrogate mother, maka dari itu film bertema surrogate mother sangat rekomen untuk Anda tonton. Film yang akan bercerita tentang seorang perempuan yang disewa rahimnya untuk seseorang agar mendapatkan keturunan, banyak pesan yang terkandung di dalam film ini baik dari sudut pandang etika dan sebagainya.