Ajudan Donald Trump mengaku tidak bersalah hari Kamis (10/8) atas beberapa dakwaan federal tambahan yang menuduhnya menyesatkan para penyelidik yang mencoba mengambil dokumen rahasia negara yang dibawa pulang sang mantan presiden saat jabatannya di Gedung Putih berakhir.
Walt Nauta, ajudan Trump tersebut, mengaku tidak bersalah atas dakwaan menghalang-halangi peradilan dan menyampaikan pernyataan bohong saat menghadiri persidangan yang dipimpin oleh Hakim Shaniek Mills Maynard. Ajudan Trump lainnya, Carlos De Oliveira, yang merupakan manajer properti di kediaman sekaligus resor Trump Mar-a-Lago di Palm Beach, turut hadir tanpa mengajukan pembelaan apa pun karena belum didampingi pengacara lokal yang memiliki izin berpraktik di negara bagian Florida.
Kedua terdakwa meninggalkan gedung pengadilan tanpa mengatakan apa pun kepada wartawan.
Tim Jaksa Khusus Jack Smith menuduh Nauta dan De Oliveira bersekongkol dengan Trump untuk menghalangi penyelidikan yang telah berlangsung selama setahun terkait penimbunan dokumen negara oleh Trump, termasuk beberapa yang bersifat sangat rahasia.
Trump, yang merupakan kandidat calon presiden AS unggulan dari Partai Republik untuk menghadapi capres petahana Joe Biden dari Partai Demokrat, telah mengaku tidak bersalah atas 40 dakwaan yang menuduhnya menyimpan secara tidak sah informasi pertahanan nasional, menghalang-halangi peradilan dan menyampaikan pernyataan bohong. Ia menghadiri sidang dakwaannya Juni lalu.
Jaksa menuduh Trump membawa dokumen-dokumen rahasia negara bersamanya ketika ia meninggalkan Gedung Putih pada 2021 dan menyimpan secara sembarang dokumen-dokumen tersebut di Mar-a-Lago, termasuk di dalam kamar mandi dan ruang dansa. Trump juga menunjukkan informasi rahasia kepada orang-orang yang tidak memiliki izin untuk meninjaunya di resor golfnya di Kota Bedminster, New Jersey, menurut berkas dakwaan.
Menurut jaksa, Nauta memindahkan berkardus-kardus dokumen di Mar-a-Lago untuk menyembunyikannya dari pengacara Trump dan penyelidik federal. Ia dan Oliveria dituduh mencoba menghapus rekaman kamera keamanan dan berbohong kepada FBI.
Kasus itu adalah satu dari tiga kasus pidana yang dihadapi Trump, yang sedang berkampanye sebagai kandidat capres 2024. Ia terancam didakwa dalam kasus pidana keempat yang sedang diusut di Georgia. Trump menyebut dakwaan-dakwaan itu sebagai persekusi politik terhadapnya.
Nauta telah lebih dulu mengaku tidak bersalah atas dakwaan-dakwaan terdahulu dalam kasus yang sama. Namun ia harus kembali ke pengadilan untuk menghadapi beberapa dakwaan tambahan yang diajukan dalam dakwaan pengganti Juli lalu. Trump sendiri mengaku tidak bersalah atas dakwaan-dakwaan yang baru dalam pembelaannya di pengadilan dan tidak hadir ke pangdilan hari Kamis.
De Oliveira ditambahkan sebagai terdakwa ketiga dalam berkas dakwaan kedua. Salah satu pengacaranya mengatakan, ia harus menyewa jasa pengacara lokal selambat-lambatnya pada Jumat (11/8). Ia akan kembali ke pengadilan pada 15 Agustus.
Trump juga sudah mengaku tidak bersalah dalam kasus berbeda yang sama-sama diajukan oleh Jack Smith, yang mendakwanya mencoba membatalkan secara tidak sah kekalahannya dalam pilpres AS 2020, serta kasus lain yang diajukan oleh jaksa Manhattan, yang mendakwanya dengan tuduhan memalsukan catatan bisnisnya untuk menyembunyikan transaksi pembayaran uang tutup mulut kepada seorang bintang film porno. Trump juga menyangkal bersalah dalam kasus di Georgia, di mana ia diselidiki karena upayanya membalikkan hasil pilpres di negara bagian tersebut. [rd/lt]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia