Ditulis oleh : RIVALDO MAWU, Mahasiswa Ilmu Keperawatan, Universitas Katolik DE LA SALLE Manado.
Saat ini banyak ditemukan orang yang ingin mengakhiri hidup mereka karena menghindari rasa sakit yang mereka rasakan dalam hidup. Menolong sesama manusia yang ingin bunuh diri, bercerita tentang ungkapan pikiran dan perasaan mereka dapat membantu menyelamatkan nyawa.
Jangan sepelehkan kemampuan anda dalam membantu mereka yang ingin mengakhiri hidup, bahkan untuk menyelamatkan nyawa.
Bagaimana saya bisa tahu jika seseorang sedang mempertimbangkan untuk mengakhiri hidup?
Semua orang bisa saja memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup. Orang yang memiliki rencana untuk bunuh diri mungkin tidak mencari pertolongan langsung melainkan dengan adanya tanda peringatan terlebih khusus pada keluarga dan teman mereka. Sebab itu sangat penting bagi anda untuk dapat mewaspadai tanda peringatan untuk bunuh diri.
Berikut beberapa tanda-tanda orang yang ingin bunuh diri !
Orang-orang yang ingin bunuh diri mungkin mengalami perubahan besar dalam suasana hati, perilaku, maupun penampilan, misalnya :
- Mereka mengungkapkan keputusasaan bahwa hidup mereka tidak berharga
- Sering mengatakan bahwa mereka tidak memiliki tujuan hidup
- Menutup diri dari orang lain atau sering menyendiri
- Memiliki perasaan bersalah pada diri sendiri dan sering menyalahkan diri sendiri
- Cemas berlebihan terhadap sesuatu
- Ketidakmampuan untuk tidur atau sulit tidur
- Menginginkan atau berharap mereka akan mati seperti berdoa kepada Tuhan untuk mencabut nyawa mereka
- Depresi atau sedih secara tiba-tiba seperti menangis lebih dari biasanya dan kurang tersenyum
- Menunjukan perilaku menyakiti diri seperti membenturkan kepala ke dinding atau membuat luka sayatan pada tangan
- Menolak makan dan hilangnya minat yang dulu mereka minati
Apa yang harus kita perhatikan ?
Mereka mungkin mengancam diri mereka untuk melukai atau segera mengakhiri hidup mereka bahkan mengatakan bahwa mereka ingin mati, baik secara tertulis maupun berbicara.
Yang pertama kita harus memperhatikan ketika mereka berbicara atau menulis tentang kematian baik itu candaan maupun surat, pesan, dan puisi yang mana berisi pesan tentang mengakhiri hidup.
Kemudian perhatikan gerak gerik mereka apakah mereka sedang mencari cara untuk bunuh diri seperti misalnya mereka melontarkan pertanyaan “apakah saya akan mati dengan meminum 500mg ini ?” atau “apakah saya akan segera meninggal ketika saya loncat dari Gedung ini?” segera ketahuilah karena mereka pastinya akan memiliki banyak cara untuk melakukan bunuh diri.
Terus apa yang harus kita lakukan?
Bersiaplah mendekati orang tersebut dan melakukan pendekatan, lakukanlah komunikasi dengan diri kalian sendiri apakah kalian mampu untuk bercerita dengan orang-orang seperti itu, jika tidak carilah orang yang mampu berkomunikasi dengan orang-orang yang putus asa atau ingin bunuh diri.
Kemudian mencari tahu terlebih dahulu latar belakang dari orang yang ingin bunuh diri seperti agama dan budaya yang dianutnya mungkin itu akan membantu. Setelah itu bicarakan dengan dia mengenai waktu untuk membahas mengenai apa yang dia rasakan karena ini akan memakan waktu yang lama.
Selanjutnya jika emosi mereka belum stabil jangan pernah menyinggung mengenai bunuh diri, pastikan bahwa mereka ada dalam keadaan tenang. Jika selama pendekatan terjadi penolakan maka ketahuilah bahwa mereka mungkin sedang tidak ingin berbicara, apabila ini terjadi segera meminta bantuan orang lain untuk melakukan ini.
Ketika sudah terjadi pendekatan ajaklah orang itu bercerita yang memulainya dengan membahas perasaan buruk yang dia rasakan, ingat jangan terburu-buru menanyakan mengenai bunuh diri namun berikan dia waktu untuk menceritakan penderitaan yang dia alami sampai dia membuka topik mengenai bunuh diri lalu secara tidak langsung kita mulai dengan pertanyaan “Apakah kamu pernah berharap tidak bangun di pagi hari?” jika orang itu menjawab ya maka Anda boleh memberikan pertanyaan seperti “Apakah kamu berpikir untuk bunuh diri?”.
Setelah itu yakinkan kepada mereka bahwa banyak orang yang peduli kepada mereka dan yang terpenting jangan tujukan ekspresi yang negatif seperti kepanikan, terkejut, maupun panik.
Bagaimana saya harus berbicara dengan mereka ?
- Jangan pernah menghakimi mereka seperti “bunuh diri adalah dosa besar”
- Hindari mengucapkan kalimat “yang sabar yah” mereka pasti akan merasa kalau Anda tidak memahami perasaan mereka
- Buatlah mereka yakin bahwa memiliki pikiran bunuh diri itu umum, yang mana banyak orang juga akan berada pada titik itu dan pasti masi banyak orang yang peduli
Kemudian apa yang seharusnya tidak dilakukan?
- Dilarang sekalipun berdebat dengan mereka
- Jangan pernah membandingkan masalah anda atau orang lain dengan orang yang ingin bunuh diri
- Menantang orang yang ingin bunuh diri
- Menawarkan janji yang tidak realistis atau harapan palsu
- Membuat mereka merasa bersalah
Yang harus kita waspadai adalah sejauh mana mereka akan bertindak, kita dapat mengidentifikasi dari tanda-tanda yang mereka timbulkan seperti peristiwa buruk yang mereka alami contohnya stress, KDRT, pelecehan, dan lain sebagainya.
Bagaimana saya bisa menjaga orang tersebut agar tetap aman ?
Mereka yang ingin bunuh diri harus memiliki pendamping, tidak boleh membiarkan mereka sendirian. Namun Anda juga tidak diharuskan untuk selalu bersama mereka, tapi sebaiknya tetap saling kontak seperti menanyakan kabar dan perasaan mereka.
Jika perasaan anda mulai memikirkan adanya resiko maka carilah bantuan orang terdekat. Kemudian singkirkan orang yang ingin bunuh diri dari barang-barang berbahaya seperti pisau, gunting, senjata, berbagai macam racun, tali, minyak tanah dan sebagainya.
Ingatkanlah mereka bahwa bunuh diri bukanlah satu-satunya solusi dan mereka layak untuk bahagia dan layak untuk hidup. Untuk itu kita sebagai manusia jangan pernah menganggap remeh jika kita temukan seseorang yang mengungkapkan perasaan dan perilaku yang hendak bunuh diri, marilah kita saling memanusiakan manusia lain karena hidup bukan hanya tentang kamu namun tentang kita.
REFERENSI
Setiyawati, D. & Colucci, E.(2020). Suicide First Aid Guidelines for Indonesia. Yogyakarta: Center for Public Mental Health Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.