ZONAUTARA.com – Penerbangan langsung yang terbuka antara Bandara Sam Ratulangi Manado dan Bandara Narita Tokyo diprediksi bakal mencerahkan geliat perekonomian Sulawesi Utara (Sulut) pada 2024. Karena itu para-pihak wajib berkolaborasi untuk merayakan manfaatnya.
Kondisi itu dicetuskan para pakar ekonomi yang berdiskusi pada Kamis (21/12/2023) di Gedung Bank Indonesia Perwakilan Sulut. Temu akhir tahun ini berlanjut dengan perayaan menyambut Natal Ikatan Sarjana Ekonomi (ISEI) Cabang Manado.
Para pakar menyatakan, keberhasilan dari keberlanjutan kerjasama penerbangan langsung Sam Ratulangi-Narita membutuhkan kolaborasi antar-pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, baik dalam lingkup Sulut maupun dengan daerah atau provinsi lain yang berdekatan. Hal mana juga membutuhkan kerjsama dengan pihak di luar pemerintah seperti dunia usaha, perguruan tinggi dan lainnya yang terkait.
Akademisi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Prof Paulus Kindangen, yang menjadi pemantik diskusi akhir tahun itu memaparkan, ekspor Sulut ke Jepang relatif lebih besar dibandingkan ke Korea Selatan. Namun sebaliknya kunjungan wisatawan ke Sulut relative lebih banyak dari Korea Selatan dibandingkan Jepang.
“Potensi wisatawan asal Jepang sangat potensial mengingat keinginan sebagian besar masyarakat Jepang terutama usia lanjut yang berjumlah lebih 30 persen berkeinginan berwisata ke luar negeri; di mana mereka menguasai kekayaan sekitar 70 persen,” kata Kindangen.
Tantangan mereka berkunjung ke Sulut, lanjut dia, sangat besar. Ini mengingat kapasitas finansial warga Jepang yang besar memberikan konsekuensi untuk memiliki banyak pilihan negara atau daerah sebagai destinasi wisata.
Sehingga menurut Kindangen, kualitas kepariwisataan menjadi faktor penting, seperti obyek wisata yang unik, industri pendukung pariwisata yang berkualitas, budaya welcome hingga keamanan yang standar.
“Upaya ekspor memiliki peluang untuk mengembangkan komoditas perdagangan yang sudah ada. Yang menentukan adalah pentingnya membangun kolaborasi internal terutama memantapkan optimalisasi pengembangan pariwisata dan perdagangan dalam keberlanjutan penerbangan langsung. Pastinya juga bahwa keberhasilan kerjasama penerbangan akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan ekonomi daerah dan nasional,” jelas Kindangen.
Prospek Ekonomi 2024
Andre Prasmuko, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulut menyampaikan, penerbangan langsung Tokyo-Manado perlu dijaga, disamping meningkatkan kerjasama dengan daerah lain. Sebagaimana sukses dengan penerbangan Manado-Tiongkok dan Manado-Korea Selatan, bahkan bisa melirik ekspansi ke Manado-Australia dan lainnya.
Berkaitan dengan prospek pertumbuhan ekonomi 2024, Andre optimis dengan angka sekitar 5,2-6,2 persen, di mana pada 2023 tampaknya dapat optimis diatas 5 persen sebagaimana trend triwulan I dan III yang di atas 5 persen dan pada triwulan 2 bahkan di atas 6 persen. Ketiga triwulan tersebut lebih tinggi dari angka nasional.
“Faktor pendorong pada 2024 meliputi gelaran pemilu legislatif, pilpres, dan pilkada memberikan dampak terhadap peningkatan konsumsi masyarakat, peningkatan intermediasi perbankan melalui penyaluran kredit, berupa kredit modal kerja dan kredit investasi kepada pelaku usaha maupun kredit konsumsi kepada penerima bukan lapangan usaha,” kata Andre.
Selanjutnya, pemulihan sektor pariwisata didukung pembangunan hotel berbintang, pembukaan direct flight Manado–Narita serta aktivasi rute domestic, Peningkatan kinerja industri tercermin dari peningkatan impor barang intermediasi, penyaluran kredit produktif, dan penggunaan listrik kategori industri; dan peningkatan realisasi investasi swasta untuk pembangunan proyek konstruksi.
Tetapi ada juga faktor penghambat, kata dia, meliputi turunnya harga CNO sejalan dengan permintaan yang terbatas di tengah kondisi pasokan yang membaik, berakhirnya stimulus PPnBM untuk pembelian kendaraan bermotor; hambatan teknis dalam realisasi APBN di daerah terutama penyaluran TKD dan tren kenaikan impor luar negeri non migas, serta didorong peningkatan impor barang intermediasi.
Dalam amatan Andre, hambatan teknis dalam realisasi belanja APBN di Sulut, terutama TKD dan belanja modal, tren kenaikan impor luar negeri non migas, didorong peningkatan impor barang intermediasi dan resiko penurunan bahan baku ikan seiring dengan migrasi perizinan kapal yang beroperasi di atas 12 mil ke pemerintah pusat.
Lebih lanjut lagi, Dr Tri Oldy Rotinsulu menyatakan setuju dengan yang dikemukakan Andre Prasmuko terutama faktor pendorong dan penghambat serta pentingnya kolaborasi sebagaimana dikemukakan oleh Prof Paulus Kindangen. Sedangkan akademisi Politeknik Negeri Manado (Polimdo) Prof Betel Lagarense menegaskan pentingnya menyiapkan obyek wisata sesuai pasar yang dikehendaki, termasuk komoditas yang bernilai tinggi untuk ekspor memanfaatkan jasa cargo pesawat. Ia memberi contoh soal kemasan cendra mata yang unik dan berkualitas.
Diskusi akhir tahun ini dimoderatori Joy Tulung PHd sebagai Ketua ISEI, didampingi ketua tim pakar ISEI Cabang Manado Vecky AJ Masinambow sebagai perumus. Peserta berasal dari beragam latar belakang seperti akademisi, perbankan, dunia usaha di luar perbankan, pemerintah daerah provinsi dan kabupaten serta kota, staf khusus Gubernur, OJK dan mahasiswa. Kegiatan diakhiri Ibadah Natal bersama dipimpin Pendeta Recky Tafuama. (**)