ZONAUTARA.COM – Bahan Bakar Minyak (BBM) khusus jenis pertalite di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) bak hantu sejak Desember hingga tahun baru 2024.
Setidaknya sesuai pantauan di lapangan, setelah kapal pengangkut BBM tiba, kurang dari sepekan pertalite menghilang di sejumlah pertamini, maupun penjualan dalam botol di jalanan.
Padahal, saat BBM ini disalurkan atau diperjual belikan, timbunan galon dan antrian galon mengular di tiap agen.
“Pertanyannya, kemana semua BBM pertalite itu?,” keluh Irwan Toli salah satu warga Siau yang berprofesi sebagai tukang ojek.
Menurut Toli, sejak Desember sangat susah mendapatkan pertalite. Jika sudah lebih dari seminggu sejak BBM bersubsidi ini disalurkan, pasti mulai hilang.
“Ada yang 20 ribu rupiah perliter, ada lebih mahal. Kalau beruntung dapat yang 15 ribu rupiah perliter, itupun ukurannya menyedihkan. Tolong yang punya wewenang diperhatikan.” pinta Toli.
Senasib dengan Irwan Toli, kesusahan dialami pula oleh Refli Marthin, warga Siau Barat Utara yang bingung dengan kondisi BBM di Siau. Pria yang juga menggantungkan pendapatan keluarganya lewat hasil ojek, merasa bahwa kondisi ini tidak adil.
“Kadang dapat penumpang kadang tidak, dengan harga minyak mahal dan susah jadi pusing, rakyat kecil jadi semakin tidak diperhatikan,” keluh dia.
Ia menyayangkan jika ada pihak yang memanfaatkan kelangkaan BBM ini dengan menimbun. Menurut Refly aparat Kepolisian dan Pemerintah Daerah jangan tinggal diam, harus bertindak atas nama undang undang. Begitupula dengan para wakil rakyat harus turun langsung periksa.
“Seperti tidak ada penegak hukum dan tidak ada pengawasan,” sesal Refly.
Dampak kelangkaan BBM juga tidak hanya dirasakan warga. Petugas PLN, di Pulau Siau ikut kesulitan. Disaat cuaca buruk angin kencang yang menyebabkan kerusakan jaringan dan perlu penanganan cepat, pihaknya terkendala stok BBM.
Dalam Group Whatsapp ‘PLN Siau Menyapa’ salah satu petugas di PLN menanggapi permintaan warga atas pemadaman listrik yang terjadi. Petugas PLN meminta maaf atas keterlambatan penanganan gangguan.
“Selamat siang. Mohon maaf petugas lapangan kami juga mengalami kendala kehabisan BBM kendaraan sementara mencari untuk melacak gangguan,” tulis Faza Zulianto salah satu admin Group PLN Siau Menyapa, Jumat 20 Januari 2024.
Tanggapan Pemerintah Daerah
Sebelumnya, Kepala Bagian Ekonomi Setda Sitaro, Sumarni Mandak mengatakan, beberapa hari paska kelangkaan pertalite di tingkat pengecer, pihaknya bersama aparat kepolisian langsung melakukan monitoring di lapangan.
Hasil temuan di lapangan, Mandak menyampaikan saat ini ada pembatasan penjualan sementara BBM dari Agen Penyaluran Minyak dan Solar untuk mencegah adanya penimbunan.
“Untuk penjualan di tingkat agen tetap berjalan. Memang dibatasi penjualannya karena persediaan terbatas,” katanya.
Sementara terkait dengan adanya permainan mafia BBM, atau penimbun, Pemerintah kata Mandak juga sudah merekomendasi agen supaya tidak menjual pada pengecer yang nakal karena sangat merugikan.
“Nah, kami sudah sampaikan ke agen, yang pengecer kurang ajar ini tidak usah dikasih (BBM),” tegasnya.
BBM Tiba di Pulau Siau
Pada Kamis, 18 Januari 2024 kapal pengangkut BBM tiba di Pesisir Kota Ulu, di Pulau Siau Kabupaten Sitaro untuk menyalurkan minyak ke Agen PT Karya Maranatha.
Antrian panjang mulai terlihat pada Jumat, 19 Januari 2024, para pengendara sepeda motor dan mobil berebut mendapatkan BBM. Pemandangan ini terjadi di semua agen penyalur minyak khususnya jenis pertalite.
Sesuai pantauan, setidaknya hampir seribuan kendaraan antri untuk mengisi kendaraannya. Tak tanggung-tanggung antrian memakan waktu hingga berjam-jam. Antrian juga masih terus terjadi hingga Sabtu, 20 Januari 2024 di semua pangakalan pengisian minyak.
Menurut data dari PT Karya Maranatha, untuk kuota BBM ke Kepulauan Sitaro Khsususnya di Pulau Siau yakni pertalite 65 KL, solar 20 KL dan minyak tanah 80 KL perbulan.