ZONAUTARA.com – Setelah setahun tidak di operasikan, Pelabuhan Ulu di Pulau Siau dalam waktu dekat ini, sudah bisa kembali digunakan untuk aktifitas pelayaran kapal laut antar pulau di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro).
Proyek Pengembangan Fasilitas Pelabuhan Laut Ulu Siau dari Kementrian Perhubungan RI, membuat aktifitas pelayaran di Pulau Siau, Sitaro untuk sementara waktu dialihkan ke Pelabuhan Pehe.
Sejak dulu, Pelabuhan Ulu dianggap sebagai pelabuhan utama, karena umumnya aktifitas pelayaran kapal baik kapal cepat yang berangkat di siang hari, kapal reguler di sore hari dan kapal feri maupun kapal perintis singgah di sini.
Tak ayal, pemindahan pelabuhan ke Pehe mendapat keluhan warga di Kecamatan Siau Timur, Siau Timur Selatan atau bagian Utara Siau Timur, karena posisinya yang cukup jauh.
Kunjungan kerja Penjabat Bupati Sitaro Joi E.B. Oroh bersama Sekertaris Daerah (Sekda) Denny D Kondoj di ikuti sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah pada, Kamis (25/1/2024) membawa kabar baik.
Sekda Sitaro Denny D. Kondoj menyampaikan Pelabuhan Ulu Siau, sudah siap di gunakan kembali per bulan Februari.
“Dipastikan operasional pelabuhan Ulu Siau mulai tanggal 1 Februari nanti,” kata Kondoj, Jumat (26/1/2024).
Proyek berbanderol Rp 28 miliar yang di kerjakan PT Realita Timur Perkasa ini, kata Kondoj, secara pantauan kasat mata sudah selesai dikerjakan.
“Semua fasilitas dan sarana dan prasara. sudah fix siap digunakan termasuk gedung terminal, area parkir juga sudah dibersihkan dan siap pakai,” jelas Kondoj.
Proyek pengembangan fasilitas Pelabuhan Laut Ulu
Proyek Pengembangan Fasilitas Pelabuhan Laut Ulu Siau dengan penyedia jasa PT Realita Timur Perkasa, dan konsultan pengawas CV Alymar Lestari Konsultan, sebenaranya oleh Pemerintah Daerah Sitaro, diharapkan sudah bisa dioperasikan sejak Desember 2023 lalu, untuk mengantisipasi lonjakan penumpang.
Namun, proyek yang anggarannya bersumber dari Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI ini nyatanya belum selesai dikerjakan. Pihak penyedia jasa waktu itu belum mengijinkan kapal untuk berlabuh.
Sesuai informasi lewat papan proyek, paket pekerjaan ini dikerjakan selama 300 hari kalender kerja, yang terhitung tanggal kontrak 24 Januari 2023.
Sebelumnya penanggung jawab pekerjaan, Deigo Mata saat ditemui pada medio Desember 2023 menerangkan bahwa redesign gambar pelabuhan dan cuaca buruk jadi kendala pekerjaan.
“Kami harus meredesign kembali gambar pelabuhan karena gambar yang diterima sebelumnya tidak sesuai, selain itu saat dikerjakan cuaca buruk terjadi dan beberapa jenis pekerjaan menjadi terhambat,” kata Deigo.
Setidaknya proyek pengembangan pelabuhan ini menghabiskan anggaran yang tidak sedikit, yakni Rp. 28.063.491.000. Dalam proses pekerjaan ditemukan juga beberapa keluhan pekerja, termasuk keterlambatan pembayaran honor tukang.
“Benar ada keterlambatan tapi kami sudah konsultasi dengan kantor dan dibayarkan,” jelas Deigo lagi.
Proyek yang dibangun dengan uang rakyat ini diharapkan bisa digunakan masyarakat dalam waktu yang lama, serta pembangunanya benar-benar membantu warga di Pulau Siau, maupun kapal yang akan menggunakannya menjadi lebih aman dan nyaman terutama aktifitas naik turun penumpang.