ZONAUTARA.com – Geray Habimbang (25), ibu rumah tangga yang tinggal di Kelurahan Bahoi, mengaku butuh sepuluh menit di bilik suara menentukan pilihannya. Ia menjadi salah satu warga yang terdaftar mengikuti Simulasi Pemungutan dan Perhitungan Suara dalam Pemilu 2024, di Pandopo Kantor Camat Tagulandang, Selasa (30/1/2024).
“Ada 10 menit di dalam (bilik suara), Saya sampai berkeringat, bingung terlalu banyak kertas dan nama,” kata Geray, sambil menghapus keringat.
Geray mengaku ini bukan kali pertama. Sebelumnya ia juga pernah memilih pada Pemilu sebelumnya, meski begitu tetap bingung, beruntung ada simulasi.
“Sudah pernah memilih seperti ini tapi tetap bingung, untung ada kegiatan (Simulasi) ini, jadi bisa ada pengalaman,” ucap ibu satu anak itu, sambil memberi penjelasan kepada para ibu lainnya yang ada di sampingnya.
Begitu pula yang dialami Virus Thomas (63). Pria lanjut usia ini terhenti di depan kotak suara. Dia terlihat bingung dengan lipatan kertas suara yang tidak tampak warnanya sesuai kotak suara. Ia akhirnya bisa memasukan surat suara setelah dibantu petugas.
Sebelumnya, Virus juga butuh beberapa menit berdiri di bilik suara. Ia sesekali memandang ke arah depan dan samping kanan (ke arah orang dalam bilik) sebelum menunduk ke dalam.
Ditemui sesaat sebelum meninggalkan TPS 03, Virus mengaku tidak bingung saat menentukan pilihannya, hanya saja keliru saat melipat surat suara.
“Aman, semua aman, cuman salah lipat,” kata Virus, sambil tertawa dan pergi bersama dua teman lainnya.
Pengalaman berbeda juga dirasakan Agustina Pinoraing (61). Dari gestur tubuh ia menunjukan ekspresi kaget saat membuka surat suara dari dalam bilik.
Setelah memberikan hak suara, Agustina bercerita bawah ia lupa membawa kaca mata. Akibatnya ia sulit mengenali semua nama di dalam surat suara.
“Bingung bapak, susah sekali mengenali nama calon ada banyak nama di kotak, apalagi lupa bawa kacamata,” kata ibu lanjut usia tersebut sembari tertawa.
Jika dimungkinkan, Agustina berharap nanti diijinkan ada pendampingan, karena sangat sulit menentukan pilihan. Ia juga sangat terbantu dengan simulasi jadi mengetahui jumlah dan warna surat suara.
“Ada lima surat suara, untung ada simulasi, kalau cuman dirumah tidak tahu bagaimana cara memilih,” ucap Agustina.
Penjelasan KPU Sitaro
Pelaksanaan Simulasi Pemungutan dan Perhitungan Surat Suara pada Pemilu 2024 di TPS 03 Kelurahan Bahoi, di ikuti 297 warga sesuai jumlah pemilih terdaftar. Dengan melibatkan tujuh orang Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
“Kita menghadirkan semua ketua dan anggota PPK se Kabupaten Kepulauan Sitaro dan ketua juga anggota PPS se Wilayah Tagulandang, untuk memperhatikan simulasi pemungutan dan perhitungan suara,” kata Ketua KPU Sitaro, Stevanus Kaaro, ketika diwawancarai di lokasi simulasi.
Terkait dengan bahan logistik yang dipakai saat pelakasanaan simulasi, Kaaro memastikan bukan logistik Pemilu pada 14 Februari nanti.
“Bukan logistik Pemilu 14 Februari mendatang,” ucapnya
Sementara saat disingung kebutuhan warga penyandang disabilitas, Kaaro memastikan, pada saat Pemilu tiap TPS wajib ramah difabel.
“Untuk lokasi TPS kedepan seperti saat simulasi. Kami memastikan akan ramah difabel,” ucap Kaaro.
Kaaro yang dua kali duduk sebagai Ketua KPU Kepulauan Sitaro menegaskan usai pelaksanaan simulasi akan ada evaluasi, khususnya untuk hal teknis, supaya tidak terjadi kesalahan saat pelaksaan Pemilu 14 Februari mendatang.
“Kalau petugas KPPS diminta datang jam 6 pagi, harus tepat waktu, temuan seperti ini yang akan kita bahas saat evaluasi, demi perbaikan ke arah yang baik,” tegas Kaaro.
Pada kesempatan ini, digunakan juga untuk memantau penggunaan Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) yang dikembangkan dan digunakan KPU untuk perhitungan suara.
Dari hasil simulasi perhitungan suara, hanya 156 warga dari 297 jumlah Daftar Pemilih Tetap yang memberikan hak suara, serta tiga Daftar Pemilih Tambahan dan satu Pemilih Khusus. Sedangkan untuk surat suara terpakai berjumlah 160 surat suara.