ZONAUTARA.com – Penjabat (Pj) Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) Joi E B. Oroh mengimbau guru dan kepala sekolah tidak percaya hoax, berkedok bantuan ratusan juta dari Pemerintah Pusat.
Saat ini ramai beredar informasi guru di Kepulauan Sitaro mendapat telepon orang tidak dikenal yang mengaku dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Penelepon menginformasikan bahwa sekolah mendapat bantuan sarana dan prasarana.
Setidaknya, sesuai laporan masuk ke Dinas Pendidikan Sitaro, hingga Selasa 6 Februari 2024, ada sekira 30 guru dan kepala sekolah yang dihubungi menjadi penerima bantuan dengan besaran anggaran 400 juta rupiah.
Lantas, para guru dan kepala sekolah diminta wajib mengirim uang untuk kebutuhan administrasi guna mempercepat pencairan dengan nilai 10 hingga 20 juta rupiah ke rekening penelpon tersebut.
Menanggapi informasi ini, Pj Bupati Sitaro Joi E B. Oroh minta supaya orang yang tidak dikenal, serta caranya mendapatkan nomor telepon dan identitas para guru patut ditelusuri.
“Kami akan mencari tahu, jangan jangan ada kebocoran data,” kata Oroh.
Kepada pihak sekolah baik guru dan kepala sekolah, Oroh mengimbau supaya saling mengingatkan terkait penipuan berkedok bantuan ini, jangan sampai ada korban.
“Saya minta semua guru dan kepala sekolah saling mengingatkan antar sekolah di Sitaro jangan sampai ada yang kena korban,” ucap Oroh.
Oroh memastikan jika ada bantuan, maka sekolah itu akan dihubungi Dinas Pendidikan di Kabupaten Kepulauan Sitaro, tidak secara langsung dari Kementrian.
“Pemerintah daerah pasti tahu lebih dulu, dan jika ada informasi seperti ini langsung dilaporkan ke Pemerintah,” ungkap dia.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kepulauan Sitaro Stanley Tukunang, memastikan pihaknya akan terus menelusuri jika ada informasi hoax atau tidak benar beredar di Sitaro.
Ia memastikan, hingga saat ini beberapa informasi hoax atau tidak benar sudah diketahui yang terjadi di lingkup Pemerintah Daerah.
“Kami akan gerak cepat menangkal hoax yang beredar di Sitaro khususnya menggunakan platform media sosial maupun cara telepon,” kata Tukunang.
Terkait dengan data yang diketahui oknum penipu untuk mengelabui pihak sekolah, Tukunang memastikan sedang ditelusuri.
“Kita masih menginvestigasi, kita juga akan berkoordinasi dengan kepolisian,” jelas dia.