ZONAUTARA.com – Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) memastikan tidak ada penyaluran bantuan sarana prasarana (Sarpras) dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebanyak 30 Guru Sekolah Dasar di Sitaro nyaris ditipu bantuan bernilai ratusan juta rupiah.
Djeski Bogar, Kepala SD GMIST Yobel Lamanggo terkejut, saat handphone miliknya berdering pada 5 Februari 2024, sekira pukul 09.00 WITA pagi.
Djeski menjelaskan, orang dibalik telepon mengaku dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) hendak menyampaikan, bahwa sekolahnya menjadi penerima dana bantuan sarana dan prasaran sekolah, senilai Rp 400 juta.
“Dia menyampaikan bahwa sekolah kami akan menerima dana dari Kemendikbud, melalui biro keuangan atas nama Zubaidah Can (selaku bendahara). Dia juga memberikan nomor teleponnya, agar segera dihubungi,” cerita Djeski.
Orang tak dikenal itu, kata dia menjelaskan bantuan merupakan dana hibah dari Rencana Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
“Kami diminta ke Dinas Pendidikan di Kabupaten Sitaro untuk membawa berkas seperti profil sekolah, materai 10 ribu tiga lembar, cap sekolah dan buku rekening yang sudah dimasukan dana anggaran 400 juta rupiah,” ungkapnya.
Selain Djeski Bogar, penipuan juga menyasar banyak sekolah, Charles Tindi, Kepala Sekolah SD Karungo mengaku ikut dihubungi nomor 081292078839 menjadi penerima bantuan sarpras itu.
Charles yang bingung lantas menghubungi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Sitaro, Budiarto Mukau untuk menanyakan perihal kebenaran sekolahnya menerima bantuan.
“Selamat siang Pak Kadis….. nomor ini telepon saya, minta saya menghubungi Pak Kadis terkait sarpras.. ini penipuan kan pak?,” tulis Charles lewat media perpesanan.
PEMERIKSAAN FAKTA
Kepala Dinas Penddidikan Kabupaten Kepulauan Sitaro, Budiarto Mukau dihubungi pada Selasa 6 Februari 2024 menyampaikan tidak pernah ada informasi terkait dengan penyaluran bantuan Sarpras dari Kemendikbud.
Sesuai laporan, kata Budiarto, modus penipuan itu menghubungi sekira 30 guru berbeda di Sekolah Dasar tersebar di Kabupaten Kepulauan Sitaro.
Modusnya kata Budiarto berkedok bantuan dana untuk sarpras sekolah. Usai dinyatakan sekolah terpilih menjadi penerima bantuan, para guru ini diminta menghubungi nomor yang lain disebut bagian keuangan, disitu akan dimintai uang di awal.
“Angkanya 10 sampai 20 juta rupiah itu untuk membayar dana awal sebelum sekolah itu menerima uang Rp 400 juta tadi,” ucap Budiarto.
Kepada Zonautara.com, Budiarto memastikan tidak ada pencairan sarpras. Informasi yang tersebar itu tidak benar dan merupakan hoax.
“Tidak ada pencairan, itu dipastikan hoax dan diimbau kepada semua guru maupun kepala sekolah jangan termakan isu hoax,” jelasnya.
Ia juga memastikan meski sudah menghubungi puluhan sekolah, namun hingga saat ini belum ada korban atau guru yang mentransfer uang ke rekening penipuan.
“Belum ada,” katanya.
Hingga saat ini penyebab kebocoran data nomor telepon kepala sekolah dan guru di Kabupaten Kepulauan Sitaro masih belum diketahui, sehingga bisa dimanfaatkan oknum penipuan berkedok bantuan.