ZONAUTARA.com – Pesawat perintis jenis Twin Otter milik PT SAM Air tiba di Bandar Udara (Bandara) Taman Bung Karno Siau, di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada, Senin, 19 Februari 2024 sekira pukul 08.30 Wita.
Sebelum mendarat, Pesawat dengan kapasitas 19 penumpang itu mengitari Bandara Taman Bung Karno beberapa menit, sebelum akhirnya mendarat aman di landasan pacu sepanjang 1400 meter ini.
“Itu prosedurnya kata Pilot kalau bandara yang baru, dia akan mengitari,” kata Penjabat (Pj) Bupati Sitaro, Joi E B. Oroh, ditemui di Bandara Taman Bung Karno Siau.
Setidaknya sesuai dengan daftar penumpang yang diterima, pesawat ini membawa 19 penumpang termasuk Penjabat Bupati Kepulauan Sitaro, Joi E B. Oroh bersama istri, Maya Rumengan, serta rombongan Dirjen Perhubungan Udara dan Kepala Korwil Perintis Gorontalo.
Berdasarkan informasi, jarak tempuh dari Bandara Sam Ratulangi Manado sampai ke Bandara Taman Bung Karno Siau kurang dari satu jam.
“Hanya 30 menit saja sudah sampai di Siau,” ungkap Oroh lagi.
Setidaknya dengan beroperasinya angkutan perintis ini, warga di Sitaro kini ketambahan moda transportasi baru. Pesawat SAM Air ini dijadwalkan beroperasi setiap hari Senin, dengan rute Manado – Siau – Naha – Miangas – Melonguane dan kembali lagi sesuai rute yang sama ke Kota Manado.
Dengan harga yang relaif murah karena telah disubsidi pemerintah pusat, pesawat ini seharusnya menjadi prioritas warga saat berpergian, selain waktu tempuh yang singkat, pemerintah menjamin keamannya.
“Saya sendiri mencoba dan di udara itu aman saja, stabil, pilotnya sangat berpengalaman, sebelumnya kerap bertugas di Papua” kata Pj Bupati yakin.
“Dibanding di beberapa daerah yang landasannya hanya 700 meter, di sini aman dengan 1400 meter,” tambahnya.
Pemicu datangnya pesawat komersil
Abdul Haris, Kasubdit Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal dari Dirjen Perhubungan Udara, Kementrian Perhubungan menyampaikan angkutan udara perintis diharapkan hanya menjadi pemicu datangnya pesawat komersil.
“Kita berharap ini menjadi trigger untuk pesawat swasta bisa melayani rute di Nusa Utara ini,” kata haris.
Haris kemudian memastikan akan ada penambahan frekuensi atau jadwal keberangkatan dari seminggu sekali menjadi lebih, asalkan tingkat keterisian kursinya terpenuhi.
“Kalau sudah ada sampai waiting list atau daftar tunggu maka berarti kami akan membahas dalam rapat evaluasi tiap bulannya, pasti ada penambahan jadwal jika sudah banyak penumpang,” katanya.
Sebaliknya, jika keterisiannya juga tidak sesuai target atau sedikit maka akan ada evaluasi juga.
“Di evaluasi seperti apa baiknya,” jelas Haris.
Senada dengan itu, Joko Harjani, Kepala Koordinator wilayah (Korwil) angkutan udara perintis menjelaskan, pihaknya di tahun 2024 ini lewat Dirjen Perhubungan Udara mengadakan pelayanan subsidi untuk angkutan udara perintis penumpang.
Kata Joko, Pesawat SAM Air ini akan melayani sembilan rute penerbangan di Sulawesi, diantaranya Sulawesi Tengah di Palu, Gorontalo dan Manado di daerah kepulauan perbatasan.
“Untuk Manado kita punya rute Manado – Siau- Naha Tahuna – Miangas dan Melonguane serta kembali seperti itu lagi ke Manado,” katanya.
Joko memastikan jika keterisian kursi pihaknya akan mengusulkan ke Direktorat Angkutan Udara dalam rapat evaluasi, untuk ada penambahan frekuensi di Sitaro.
“Seminggu dua kali, kita akan coba jika anggarannya terpenuhi di tahun ini maka bisa diusulkan,” ucap Joko.
Dalam penerbangan perintis itu ada dua target kata Joko, pertama itu target frekuensi penerbangan dan kedua itu targer penumpang, karena menggunakan pesawat jenis Twin Otter maka target penumpang tiap penerbangan itu 15 penumpang.
“Pulang pergi berarti 30 orang, mendekati seratus persen itu sudah bagus atau di atas 80 persen sudah baik,” jelas Joko.
Ia memastikan tingkat keterisian kursi di pesawat itu tidak mempengaruhi harga jual tiket, karena sudah di subsidi Pemerintah pusat untuk biaya operasionalnya.
“Tidak berpengaruhi sudah di subsidi jadi harga tiketnya tidak berubah selama kontrak,” terangnya.
Menjawab keresahan warga
Dengan beroperasinya Bandara Taman Bung Karno Siau, maka diharapkan bisa membantu kemajuan di pelbagai sektor di daerah berjuluk negeri 47 pulau. Kendatipun masih angkutan perintis bersubsidi, namun sudah menjawab keresahan warga.
Diharapkan dalam kelangsungannya, pemerintah di harapkan terus mensosialisasikan sehingga animo masyarakt menjadi tinggi untuk menggunakan jasa transportasi udara.
“Jangan lelah sosialisasi, harus digaungkan supaya masyarakat paham dan terangsang untuk memenuhi kursi, sehingga pesawat ini bisa terus terbang di Sitaro,” ungkap Maikel Kabenaran, ditemui saat melihat langsung pesawat tiba di Bandara Taman Bung Karno Siau.
Daftar Penumpang :
- Abdul Haris (Kasubdit Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal)
- Muhammad Najib (Inspektur Angkutan Udara)
- Praba (Inspektur Angkutan Udara)
- Ambar Suryoko ( Kaotban Wilayah VIII)
- Ade Supriyatna (Kasi P2BU Otban Wil. VIII)
- Brian Alfredy Rolando Anthe (Humas Otban Wil.VIII)
- Joko Harjani (Kabandara Gorontalo)
- Al Fath Dhiyaul Islam P. (Humas Bandara Gorontalo)
- Dwi Ariyanto (Kabandara Naha)
Pemda Siau (5 orang) : - Joi Eltiano Bernadin
- Maja Eva Rumengan
- Indra Purukkan
- Agustoni Poputra
- Charlton Bob Wuaten
- 2 Personel Airnav (ATC+Teknik) utk penempatan Miangas
- 1 dari Prov. Sulut
Total : 17 Pax