ZONAUTARA.com – Kenaikan harga beras dapat memiliki dampak signifikan, terutama pada perempuan. Stres ekonomi, akses terhadap pangan, kesehatan mental dan fisik, pendidikan, dan produktivitas perempuan dapat terpengaruh.
Ketersediaan dan pengelolaan stok beras nasional menjadi krusial untuk menjaga kestabilan ekonomi dan kehidupan masyarakat, terutama perempuan.
Selama periode Oktober hingga Desember tahun lalu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso terlibat dalam perdebatan terkait data stok beras di dalam negeri.
Perbedaan klaim terjadi antara Menteri Pertanian yang menyatakan surplus stok beras sekitar 6 juta ton dan cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri hingga akhir tahun, dengan Bulog yang melaporkan hanya tersisa 650 ribu ton, separuh dari target 1,2 juta ton. Akhirnya, pemerintah terpaksa melakukan impor beras sebanyak 200 ribu ton pada akhir tahun tersebut.
Artikel ini akan mengeksplorasi dampak kenaikan harga beras pada perempuan, mengidentifikasi tantangan utama yang dihadapi, dan menyajikan solusi kebijakan yang dapat diimplementasikan untuk mengatasi krisis pangan ini.
Dampak pada perempuan
1. Stres Ekonomi
Kenaikan harga beras memberikan tekanan ekonomi tambahan pada perempuan, terutama yang memiliki tanggung jawab keluarga. Mereka mungkin harus mengatur ulang anggaran keluarga, membatasi pengeluaran untuk kebutuhan lain, atau mencari sumber pendapatan tambahan.
2. Akses terhadap pangan
Perempuan cenderung menjadi pengelola kebutuhan harian keluarga, termasuk pangan. Kenaikan harga beras dapat mengurangi daya beli mereka, menyebabkan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan harian keluarga. Ini dapat berdampak pada gizi dan kesehatan keluarga secara keseluruhan.
3. Kesehatan mental dan fisik
Antrian panjang dan kelelahan yang disebabkan oleh berusaha mendapatkan beras dengan harga terjangkau dapat berdampak pada kesehatan mental dan fisik perempuan. Stres yang disebabkan oleh kekhawatiran akan kecukupan pangan dapat mengakibatkan masalah kesehatan jangka panjang.
4. Pendidikan dan Produktivitas
Perempuan yang terlibat dalam pekerjaan atau pendidikan mungkin menghadapi kesulitan dalam mempertahankan tingkat produktivitas normal.
Mereka mungkin terpaksa menyisihkan waktu dan energi tambahan untuk mencari beras, mengorbankan waktu yang seharusnya digunakan untuk pekerjaan atau pendidikan.
5. Perubahan peran sosial
Kenaikan harga beras bisa memaksa perubahan dalam peran sosial perempuan. Mereka mungkin harus beradaptasi dengan perubahan dalam dinamika keluarga dan masyarakat, termasuk peningkatan tanggung jawab dalam mengelola kebutuhan dasar.
Mengatasi dampak pada perempuan
1. Program bantuan sosial
Pemerintah dapat mempertimbangkan program bantuan sosial khusus untuk membantu perempuan dan keluarga yang terdampak. Program ini dapat mencakup subsidi pangan atau bantuan keuangan langsung untuk mengurangi beban ekonomi.
2. Pemberdayaan ekonomi perempuan
Mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pelatihan keterampilan, pendidikan, dan akses ke sumber daya ekonomi dapat membantu mereka mengatasi dampak ekonomi jangka panjang dan meningkatkan daya tahan finansial.
3. Edukasi kesehatan mental
Kampanye edukasi kesehatan mental dapat membantu perempuan mengatasi stres yang muncul akibat ketidakpastian ekonomi dan kebutuhan pangan. Akses ke layanan kesehatan mental juga perlu ditingkatkan.
4. Program pendidikan dan pelatihan
Program pendidikan dan pelatihan dapat membantu perempuan membangun keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan ekonomi. Ini termasuk keterampilan pengelolaan keuangan, pertanian, atau peluang kerja alternatif.
5. Partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan
Memastikan partisipasi aktif perempuan dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan pangan dan ekonomi dapat memastikan perspektif mereka diperhitungkan, dan kebijakan yang dihasilkan lebih inklusif dan berkelanjutan.
Dengan mengakui dan mengatasi dampak kenaikan harga beras secara khusus pada perempuan, pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan adil. Ini melibatkan upaya kolektif dalam melindungi keamanan pangan, kesejahteraan, dan hak-hak perempuan dalam menghadapi tantangan ekonomi yang muncul.