SITARO, ZONAUTARA.COM-Harga sejumlah komoditi bahan pokok di Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) terpantau mengalami lonjakan. Kenaikan harganya nyaris dua kali lipat.
Terbaru, pantauan harga di pasar tradisional Ulu Siau, untuk cabai rawit dijual Rp.90.000 hingga Rp.100.000 per Kg dari harga normalnya Rp.60.000 per Kg saja, sementara bawang putih naik hampir dua kali lipat yang biasanya dijual Rp.45.000 per Kg kini dijual Rp.70.000 per perkilonya.
Sementara untuk harga tomat justru masih di angka terjangkau dijual Rp.80.000 per Kg dan bawang merah tetap Rp. 45.000 per Kg.
“Bawang putih stoknya sangat susah sekarang, pengaruh banyak permintaan,” kata Jerry, salah satu penjual yang ditemui di pasar tradisional Ulu, Sabtu 16 Maret 2024.
Lanjut Jerry, kenaikan harga ini sudah berlangsung selama bulan puasa. Meski begitu, kenaikannya terjadi berangsur sehingga penjual terus menyesuaikan harga.
“Dari mulai puasa, naiknya pelan tiap beberapa hari tiba-tiba ada kenaikan harga,” ucap dia.
Senada disampaikan Yunus, salah satu pedagang yang sedang melayani pembeli. Menurut dia kenaikan harga saat ini banyak keluhan pembeli kepada penjual, sementara dampaknya juga sangat dirasakan penjual.
“Kami ikut kesulitan, stok kurang dan pengeluaran jadi tinggi karena harga di luar biasanya, belum lagi harus bayar biaya kapal laut,” kata dia.
Stok bumbu dapur di Kabupaten Kepulauan Sitaro saat ini memang datang dari luar daerah. Bumbu dapur yang dibeli diseberangkan dengan kapal laut dari kota Manado, dengan jarak tempuh hampir semalam.
“Potong biaya sana-sini jadi mau tidak mau harganya harus begini,” beber dia.
Belum lama ini, pemerintah daerah melalui Tim Penggerak PKK diketuai Maya Oroh Rumengan dan ikut dihadiri Pj Bupati Kepulauan Sitaro telah menggelar gerakan tanam cabai atau Gertam cabai.
Gertam cabai ini diharapkan memiliki masa depan terkait dengan memutus ketergantungan pasokan dari luar daerah, meski begitu ini kemudian bukanlah perkara mudah.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kepulauan Sitaro, Richard Sasombo menyampaikan jumlah produksi tanaman bumbu dapur masih sangat minim, belum lagi ajakan gerakan menanam sudah dilakukan sejak lama namun penerapannya masih sangat kecil.
“Ini kemudian menjadi pekerjaan rumah, terkait dengan ketersediaan stok kita yang sangat kecil,” kata Sasombo.
“Pemerintah berupaya, tapi warga sudah harus menanam,” tambahnya.
Ketua TP PKK Kabupaten Kepulauan Sitaro, Maya Oroh Rumengan, saat diwawancarai sebelumnya mengajak setiap ibu rumah tangga untuk mulai memanfaatkan pekarangan rumah.
Meski hasilnya tidak sampai dijual, setidaknya kata Maya bisa meringankan kebutuhan rumah tangga, dimana uang yang dipakai untuk membeli cabai misalnya bisa digunakan untuk keperluan lain.
“Bisa menghemat pengeluaran dari satu komoditi, itu pasti berdampak positif,” jelas Maya.
Sesuai data Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Sitaro, dalam buku Sitaro dalam angka Tahun 2023, untuk luas panen tanaman cabai rawit jenis Cayenne Pepper terus menurun mulai dari tahun 2020 tercatat ada 19 Ha, tahun 2021 ada 16 Ha, memasuki tahun 2022 turun lagi tinggal 13 Ha dan tahun 2023 tercatat 6 Ha saja.
Sementara untuk produksinya tercatat dua tahun terakhir pada tahun 2022 sebanyak 219 kuintal sedangkan di tahun 2023 turun hanya 198 kuintal saja.