bar-merah

Cerita Tetrius, penerima bansos kategori penyandang disabilitas: Saya dulunya penjahit

Tertius Dandel saat menerima bantuan Atensi dari petugas di kantor Bupati Sitaro. (Foto: Zonautara.com/Jufri F. Kasumbala)

SITARO, ZONAUTARA.COM – Tetrius Dandel (63), warga Kampung Biau, hadir sejak pukul 08.15 WITA di Kantor Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Rabu, 20 Maret 2024. Ia adalah salah satu penerima bantuan asistensi rehabilitasi sosial (Atensi) dari Kementerian Sosial Republik Indonesia.

Mengenakan pakaian bergaris dengan setelan blue jeans, Tetrius duduk di kursi barisan kedua saat kami menemuinya. Saat itu, ia baru saja menerima bantuan berupa 20 kg beras dan paket sembako yang berisikan tiga liter minyak goreng, enam kaleng ikan, dan dua kaleng susu.

Sebagai penerima bantuan atensi, Tetrius tergolong dalam kategori penyandang disabilitas. Ia mengisahkan bahwa dirinya adalah seorang tukang jahit aktif sekitar 22 tahun yang lalu, sebelum mengalami kecelakaan yang menyebabkan luka di sekujur tubuh dan terpotongnya jari yang ia gunakan untuk menjahit.

“Saat itu saya terkena sabetan parang dari pelanggan, hingga harus dijahit lebih dari lima ratus kali di tubuh saya, sehingga sejak saat itu saya tidak bisa lagi menjahit,” ujar Tetrius.

Kini, ia hidup berdua bersama istri yang merupakan ibu rumah tangga. Menurut Tetrius, bantuan ini sangat berarti baginya. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia hanya mengandalkan hasil kebun. Meskipun demikian, ia kini mencoba kembali menjahit sebisanya, walaupun tidak lagi menerima pesanan seperti dulu.

“Sekarang saya hanya menjahit pakaian yang sobek atau lambang di seragam sekolah, meskipun hasilnya kadang tidak sempurna, tetapi warga tetap membayar. Biasanya saya dibayar lima belas ribu rupiah,” tuturnya.

Ia mengaku kepada Zonautara.com bahwa ini adalah kali pertama ia menerima bantuan, sehingga ia merasa sangat bersyukur dapat terdaftar dan terpilih sebagai penerima.

“Belum pernah menerima bantuan sebelumnya. Ini yang pertama kali. Dan saya tentu sangat bersyukur,” katanya sambil memeluk paket sembako.

Tetrius adalah salah satu contoh warga di Kabupaten Kepulauan Sitaro yang membutuhkan bantuan. Meski memiliki keterbatasan, ia memiliki kemauan kuat untuk menghidupi keluarganya. Bantuan yang diberikan oleh pemerintah ini dipastikan dapat meringankan beban keluarga.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Sitaro, Cosman Ambalao, menjelaskan bahwa sebelum warga menerima bantuan, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) melakukan pendataan dan mengirimkan proposal bantuan ke Sentra Tumou Tou Manado, yang bertanggung jawab atas bantuan Atensi dari Kemensos RI.

Tetrius Dandel memegang bantuan paket nutrisi dan sembako dari Sentra Tumou Tou di kantor Bupati Sitaro. (Foto: Zonautara.com/Jufri F. Kasumbala)

Berdasarkan proposal yang diajukan, tercatat ada 50 penyandang disabilitas dan lansia yang diajukan. Namun, yang disetujui hanyalah 47 orang, dengan rincian 35 orang di Pulau Siau, 11 orang di Pulau Tagulandang, dan 1 orang di Pulau Biaro.

“Data ini sudah sesuai hasil asesmen. Jadi, yang menjadi penerima hanyalah 47 orang,” kata Cosman.

Dia menambahkan, untuk lansia, ada kualifikasi tertentu yang diberlakukan, sehingga tidak semua warga lanjut usia di Kabupaten Kepulauan Sitaro berhak menjadi penerima bantuan Atensi.

“Kami memprioritaskan lansia yang tidak mampu,” ujarnya.

Baharuddin, pekerja sosial di Sentra Tumou Tou Manado, menjelaskan bahwa tidak semua warga dapat diakomodasi dalam penerimaan bantuan Atensi ini.

Beberapa nama, setelah dilakukan asesmen atau survei ulang pada bulan Februari, ternyata merupakan pensiunan yang menerima dana pensiun sebagai Aparatur Sipil Negara. Ada juga warga yang bukan penerima pensiun, tetapi datanya tidak tercatat di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Setelah asesmen di lapangan, dari data tersebut diakomodasi sebanyak 18 warga penyandang disabilitas dan 29 warga lansia di Kabupaten Kepulauan Sitaro.

“Karena itu, dari 50 nama hanya 47 yang bisa menerima bantuan,” kata Baharuddin.

“Dari Dinas Sosial, mereka memiliki tim pendataan TKSK. Data ini kemudian dibuatkan dalam bentuk proposal dan dikirim ke Sentra Tumou Tou Manado, kemudian dilakukan survei lapangan,” lanjutnya.

Jenis bantuan yang diberikan tidak hanya berupa sembako dan nutrisi, tetapi bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan, termasuk kursi roda, tongkat, perlengkapan sekolah, perlengkapan kamar, dan alat kebersihan sesuai hasil asesmen permintaan dari warga, jelas Baharuddin.

Ia juga memastikan bahwa pengiriman proposal bantuan dari pemerintah daerah tidak memiliki batasan. Sentra Tumou Tou akan menerima semua proposal yang masuk. Namun, ia tidak menjamin penanganan akan segera dan langsung dilaksanakan, mengingat luasnya area yang mencakup Sulawesi Utara dan Gorontalo.

“Kami menangani permasalahan sosial, tidak hanya disabilitas atau lansia, tetapi juga beragam masalah lain, termasuk anak yang terlibat NAPZA. Anggarannya dari Kementerian Sosial melalui Sentra,” jelas dia, seraya berharap bantuan ini dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan warga dan tidak diperjualbelikan atau diserahkan kepada pihak.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com