KOTAMOBAGU, ZONAUTARA.com – Pemkot Kotamobagu, di bawah kepemimpinan Penjabat (Pj) Wali Kota Asripan Nani, melaksanakan kegiatan bagi-bagi takjil yang bertempat di jalan Ahmad Yani depan kantor Wali Kota, Selasa, 26 Maret lalu.
Hari itu, suasana di sekitar kantor Wali Kota menjadi semarak dengan kehadiran para jajaran Pemerintah Kota Kotamobagu yang turut serta dalam kegiatan ini.
Pj Wali Kota sendiri turut ambil bagian dalam membagikan takjil kepada masyarakat yang tengah menjalankan ibadah puasa, khususnya mereka yang melewati kantor Wali Kota.
Menyampaikan kesannya, Pj Wali Kota mengungkapkan apresiasinya terhadap inisiatif yang diambil oleh rekan-rekan ASN.
“Mereka telah berinisiatif untuk mengumpulkan rejeki, kemudian membelikan takjil, dan mendistribusikannya kepada masyarakat,” ucap Pj Wali Kota.
Kegiatan ini, telah dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut, juga diikuti oleh setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menyelenggarakan kegiatan serupa di dinas masing-masing.
Kehadiran Sekretaris Daerah Kota Kotamobagu, Sofyan Mokoginta, serta para asisten Pemerintah Kota Kotamobagu, turut memperkuat semangat kebersamaan dalam kegiatan tersebut.
Sambutan positif juga datang dari para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah dan seluruh ASN di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Kotamobagu.
Di bulan suci Ramadan, tak hanya Pemkot Kota Kotamobagu, akan tetapi umat Muslim di seluruh dunia merayakan momen berharga dalam kehidupan mereka.
Saat matahari terbenam, tradisi berbagi takjil menjadi pemandangan umum di berbagai belahan dunia. Takjil, hidangan ringan dan menyegarkan, menjadi penawar dahaga dan penanda waktu berbuka puasa.
Mengenal takjil
Takjil, dalam bahasa Arab, merujuk pada hidangan atau minuman yang dikonsumsi untuk memecah puasa saat waktu berbuka tiba.
Istilah ini memiliki arti lebih luas daripada sekadar makanan atau minuman, karena takjil juga mengandung makna sosial dan budaya yang mendalam.
Masyarakat Muslim sering kali memanfaatkan momen berbuka puasa untuk berbagi takjil dengan sesama, memperkuat ikatan sosial, dan menunjukkan kemurahan hati.
Setiap negara memiliki kekhasan takjilnya sendiri, mencerminkan keanekaragaman budaya, tradisi, dan bahan pangan lokal.
Di Indonesia, misalnya, es buah, kolak, bubur sumsum, dan kurma sering menjadi pilihan takjil favorit. Sementara itu, di Timur Tengah, kurma, jallab, dan tamar hanyalah beberapa contoh takjil populer yang dihidangkan saat berbuka puasa.
Makna sosial dan budaya
Lebih dari sekadar mengisi perut yang kosong, takjil memiliki makna yang lebih dalam dalam budaya Ramadan. Berbagi takjil dengan orang lain adalah tindakan yang dianjurkan secara agama dan menggalang persaudaraan di antara umat Muslim.
Selain itu, takjil juga mencerminkan kekayaan warisan kuliner dan kearifan lokal dari berbagai belahan dunia.
Seiring dengan perubahan zaman, takjil juga mengalami inovasi. Kini, kita melihat berbagai macam takjil modern yang menggabungkan tradisi dengan sentuhan kreatif. Dari es krim kurma hingga minuman buah segar dengan tambahan rempah-rempah, takjil modern menawarkan variasi yang menarik bagi para penikmatnya.
Berbagi berkah Ramadan
Di luar kelezatan dan keunikan rasa, takjil juga mengandung nilai-nilai mulia dalam agama Islam.
Berbagi takjil dengan sesama tidak hanya tentang memberi makan orang yang lapar, tetapi juga tentang memperkuat ikatan sosial dan menunjukkan kepedulian terhadap orang lain, terutama yang kurang beruntung.
Takjil tidak hanya sekadar hidangan lezat untuk memecah puasa, tetapi juga simbol kepedulian dan kebersamaan.
Dalam bulan suci Ramadan, kegiatan seperti ini bukan hanya membawa keceriaan bagi masyarakat yang menerima takjil, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kepedulian sosial yang sangat dihargai dalam ajaran Islam.
Semoga kegiatan berbagi takjil ini tidak hanya menjadi tradisi sementara, tetapi juga menjadi inspirasi bagi upaya kebaikan dan kepedulian di masa yang akan datang.