JAKARTA, ZONAUTARA.com – Para perempuan muda dari berbagai organisasi di Indonesia menghimpun dukungan publik yang selama ini resah dengan kondisi RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) yang tak juga disahkan selama 20 tahun. Padahal waktu pembahasan di DPR RI tinggal 3 bulan. Jika tidak disahkan, maka RUU ini akan hilang atau dibahas lagi dari awal, dengan DPR terbaru yang terpilih.
Kondisi ini membuat PRT makin terjebak dalam situasi kerja perbudakan modern dan perdagangan manusia yang mana korban terus berjatuhan setiap harinya. Maka para perempuan muda bersama-sama publik akan memberikan surat yang ditujukan kepada Ketua DPR RI, Puan Maharani.
Sebelum memberikan surat secara langsung di Gedung DPR RI, sejumlah aksi akan dilakukan para perempuan muda. Pertama, akan dilakukan aksi online dukungan publik untuk surat melalui media sosial, dan yang kedua aksi surat raksasa offline yang akan dibawa ke Gedung DPR setelah usai lebaran.
Selain akan melakukan aksi surat raksasa, para perempuan muda juga akan membawa surat tersebut untuk diserahkan pada para pimpinan DPR. Mereka meminta pimpinan DPR untuk mengetuk pintu hati Mbak Puan, karena semua pimpinan DPR sudah mendukung RUU PPRT, jadi sekarang, nasib RUU ini tinggal di tangan Mbak Puan.
Surat ini digagas oleh para perempuan muda yang melihat Mbak Puan Maharani bergeming melihat perjuangan para PRT. Sejak disetujui untuk dibawa ke rapat paripurna DPR RI setahun lalu, tak ada perkembangan berarti, dan semua nasib PRT ini ada di tangan Mbak Puan Maharani.
Sebagai perempuan pemimpin di negeri ini, para perempuan muda akan melakukan aksi online terlebih dahulu dari 3 April 2024 s/d lebaran, dan kemudian setelah lebaran akan datang ke DPR dan mengetuk pintu hati Mbak Puan Maharani dengan membawa surat raksasa. Bunyi surat ini adalah sebagai berikut:
Mbak Puan Maharani,
1.Kami perempuan Indonesia yang terdiri dari ratusan organisasi dan individu yang melayangkan surat terbuka pada Ketua DPR RI, Puan Maharani untuk segera mengesahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT)
2.Kami perempuan Indonesia yang selama ini melihat banyaknya kekerasan dan diskriminasi, kekejaman yang terjadi pada PRT. Kami ingin Mbak Puan Maharani menghentikannya dengan segera mengesahkan RUU PPRT
3.Kami perempuan Indonesia yang sudah berjuang bersama para PRT di Indonesia selama 20 tahun, menunggu RUU ini disahkan, pengesahan ada di tangan Ketua DPR RI, Mbak Puan Maharani karena semua anggota DPR sudah setuju dan mendukung RUU ini agar disahkan
4.Kami perempuan Indonesia yang akan mengirimkan surat ini kepada seluruh anggota dan pimpinan DPR, Presiden dan publik agar Ketua DPR, Mbak Puan Maharani bersuara, tak bergeming dengan kondisi perbudakan di negeri ini
5.Kami perempuan Indonesia yang menagih agar Mbak Puan Maharani di akhir masa jabatannya punya legacy pada kaum Sarinah, kaum-kaum wong cilik, marhaen di negeri ini
Surat ini disampaikan para perempuan muda antaralain dari Amnesty Amawa Wikerti, jaringan dosen muda, Perempuan Mahardhika, Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Jawa Timur, LBH APIK Jakarta, Institut Sarinah, para PRT muda, Konde.co dalam konferensi yang diselenggarakan bersama bersama Koalisi Sipil untuk UU PPRT pada 3 April 2024.
Koordinator JALA PRT, Lita Anggraini menyatakan bahwa para perempuan muda bersama dengan mahasiswa dari sejumlah kampus, selama ini selalu setia untuk mendukung pengesahan RUU PPRT menghentikan perbudakan modern.
“Dukungan ini menandakan bahwa banyak anak muda yang menyadari jika isu PRT adalah isu bersama dan harus dipecahkan bersama.”
Para perempuan muda ini juga akan memimpin aksi online dan aksi offline, dengan menyebarkan di media sosial dan membawa surat raksasa dalam sebuah aksi ke DPR RI setelah lebaran.
Koalisi Sipil untuk UU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT)
Kontak: 08164809844