SITARO, ZONAUTARA.com – Pasca erupsi gunung api di pulau Ruang, Rabu (17/4) warga di pulau Tagulandang sudah kembali ke rumah sejak Selasa (22/4). Ini menyusul luas area yang ditetapkan masuk zona bahaya berkurang seiring penurunan status dari level Awas ke Siaga.
Salah satu warga, Said Samihing (59) ditemui di rumahnya, di Kelurahan Balehumara, lingkungan 6.
Ia sedang duduk bersama beberapa warga lainnya depan sebuah rumah, berjarak beberapa meter dari rumahnya.
Said mengajak ke rumahnya. Saat masuk lewat ruang tamu tampak beberapa kursi terkumpul, diatasnya terdapat pakaian tertutup spanduk berwarna putih, rumah ini memiliki dua kamar tidur dan dapur.
Said kemudian menatap ke atas, ia menunjukan kondisi atap rumah yang semua lembarnya sudah bocor dari bagian depan di ruang tamu, kamar hingga dapur.
“Total ada 103 lembar seng, semuanya tidak bisa dipakai lagi,” kata Said.
Ia membawa menuju ke dapur, di area ini jauh lebih parah jarak jatuhan lontaran lava pijar yang menyebabkan hujan batu tampak lebih banyak, Said menunjukan besaran batu yang sebesar kepalan tangan orang dewasa.
“Batunya besar kalau kena orang atau anak-anak pasti akan berbahaya,” pikirnya.
Untuk alternatif supaya rumah tidak basah saat hujan, ia mengamankan bagian atap dengan terpal berukuran 4 x 6 meter meski tidak semua bisa tertutup setidaknya salah satu kamar masih bisa dipakai tidur.
Belum lagi, dengan kondisi listrik belum stabil, Said kini punya pekerjaan tambahan, setiap pagi harus menimba air dari sumur yang sebelumnya hanya menggunakan mesin untuk menarik air.
Kepada Zonautara.com, Said menuturkan akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk memperbaiki rumah. Selain ratusan lembar seng baru ia akan membutuhkan paku, serta bahan untuk membuat kembali plafon rumah.
“Untuk seng saja sudah hampir 10 juta rupiah,” kata Said, berharap adanya bantuan segera dari pemerintah untuk membantu warga terdampak.
Cerita Kristian dan Sandra Korban Erupsi Gunung api Ruang
Berbeda dengan said, pasangan suami istri Kristian dan Sandra ditemui di Pos Kesehatan bencana erupsi gunung api Ruang, Selasa (22/4). Saat itu sandra menemani kristian yang sedang tidur tangannya tertancap jarum infus.
Menurut Sandra, suaminya jatuh sakit setelah beberapa hari basah karena berusaha mengamankan atap rumah yang bocor. “Kena demam karena basah mengamankan barang dan memperbaiki rumah bocor,” kata sandra.
Keduanya tinggal juga tinggal di Kelurahan Balehumara di lingkungan satu. Kristian yang saat itu masih bisa meladeni zonautara.com menyampaikan kondisi rumahnya rusak parah, terdapat sekira 150 lembar seng yang tidak bisa digunakan lagi.
“Saya bingung harus menggantinya bagaimana, sementra harus cepat sebelum merusak bagian rumah yang lain serta isi rumah,” katanya.
Baik Kristian maupun Sandra kini mengaku belum memiliki tabungan untuk memperbaikai rumah, keduanya pun kini istirahat di posko kesehatan sambil menunggu pemulihan, ditemani dua anak mereka.
Bantuan Badan Nasional Penanggunalangan Bencana
Sementara itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirim dua Deputi untuk datang langsung ke Tagulandang. Ada dua Deputi IV Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Jarwansyah dan Deputi V Bidang Logistik dan Peralatan, Lilik Kurniawan.
Deputi IV Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Jarwansyah menyampaikan saat ini semua warga terdampak erupsi gunung api Ruang akan mendapat perhatian, lewat bantuan awal pemerintah yang akan segera disalurkan untuk warga.
Ia mengurai ada beberapa jenis bantuan seperti sembako, makanan siap saji, hygine kit, selimut, matras, kasur lipat, masker, toilet portable, genset, light tower, tenda pengungsi, tenda keluarga, Velbed dan survival kit pengungsi.
“Ada juga tambahan 10.000 lembar seng dan 1000 dos Paku,” katanya.
“Ini sudah harus di serahkan, pekan ini semua sudah akan tiba di pulau Tagulandang,” tambah Jarwansyah.
Sedangkan Deputi V Bidang Logistik dan Peralatan, Lilik Kurniawan, di wawancarai usai pertemuan terbatas dengan sejumlah stakeholder dari pemerintah daerah dan jajaran menegaskan, kendatipun stataus gunung api ruang sudah turun namun masa tanggap darurat masih berlangsung hingga 29 april kedepan.
“Terkait diperpanjang atau tidak untuk masa tanggap darurat kita harus rapatkan bersama, yang pasti fokus kita saat ini menangani para warga terdampak, memberikan kamanan dan nyaman bagi mereka,” kata Lilik Kurniawan.
Saat ini terdapat dua posko yakni posko di pulau tagulandang untuk erupsi gunung api ruang dan ada di Kota Manado untuk posko pendampingan. Nantinya kata Lilik, dua posko ini akan berkooridnasi, smeua bantuan yang datang akan masuk lewat posko di Manado dan dikirim ke posko di Pulau Tagulandang.
“Sehingga semua bantuan akan lebih mudah tersalur dan sampai kesini warga,” jelasnya.
Penjabat (Pj) Bupati Kepulauan Sitaro, Joj E.B. Oroh saat ditanya terkait dengan bagaimana pemerintha mejamin semua warga akan menerima bantuan, ia memastikan akan mulai merapihkan data jumlah warga yabg di evakausi serta jumlah rumah rusak.
“Data ini akan kita rapihkan sehingga penyalurannya bisa tepat sasaran dan sudah tentu akan berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kelurahan untuk mengevakuasi semua data yang masuk sehingga ditemukan data yang benar, karena mereka yang akan tahu jumlah dan warga,” kata Joi.
Data semenetara dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sitaro total saat ini terdapat 3598 jiwa tersebar di pulau Ruang dan Tagulandang.