KOTAMOBAGU, ZONAUTARA.com – Yayasan Kinatouan Pelestarian Alam Sulawesi melalui Program Selamatkan Yaki gelar Loka Karya dengan tema Moyosingog: Khalifah dan Perlindungan Satwa Liar, di ruangan Kinalang, Hotel Sutan Raja, Kota Kotamobagu, Senin, 6 Mei 2024 hingga Selasa, 7 Mei 2024.
Kegiatan yang didanai oleh Project Combatting Illegal Wildlife Trade, kerja sama Kementerian Lingkungan Hidupdan Kehutanan, United Nations Development Program (UNDP) Indonesia dan Global Environment Facility (GEF), melalui Program Selamatkan Yaki diikuti oleh 30 peserta, yang merupakan tokoh agama, Imam masjid, penyuluh agama area sekitar Kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), perwakilan Kemenag, NU, dan MUI Bolmong.
Selain itu juga dihadiri oleh Assisten III Administrasi Umum Sekda Kabupaten Bolmong, Ramlah Mokodongan mewakili Pj. Bupati Bolmong, Kepala DLH Bolmong, Yahya Fasa, serta Kepala Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (BTNBNW), Anis Suratin.
Kegiatan diawali doa yang dibawakan oleh Sulaiman Amba, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia lengkap 3 stanza secara bersama-sama.
Kepala Balai TNBNW, Anis Suratin, yang bergabung secara daring, dalam sambutannya mengatakan, sumber daya alam dan keanekaragaman hayati di Indonesia sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan.
Apalagi, menurutnya, Indonesia termasuk sebagai salah satu negara terkaya dalam hal keanekaragaman. Keadaan ini berbalik dengan kondisinya yang seperti tidak terlalu diperhatikan jika melihat banyaknya kerusakan lingkungan yang terjadi.
“Bisa kita lihat di media sosial dan sebagainya, bagaimana penggundulan hutan atau kebakaran hutan, sampah berserakan di mana-mana dan banyak lagi yang menimbulkan banjir serta kerusakan di muka bumi,” kata Anis.
Sebagai yang paling bertanggung-jawab, Anis mengatakan sudah seyogyanya hal ini mendapatkan perhatian serius oleh manusia, termasuk bagi para pemuka agama sebagai khalifah.
“Sebagai muslim bukankah jelas, ditegaskan dalam kitab suci Al-Qur’an ya, yakni dalam QS Ar Rum: 41 Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, ini perlu mendapat pemahaman bersama untuk selanjutnya bagaimana menjaga dan melestarikannya,” ucap Suratin.
Ia berharap dengan kegiatan ini, bisa merubah wawasan para pemuka agama untuk kemudian diteruskan kepada umatnya, tentang bagaimana pentingnya arti menjaga lingkungan.
“Bahwa di samping ada kewajiban kita terhadap Allah berupa ibadah salat dan puasa, tapi ada juga kewajiban kita terhadap sesama manusia dan kewajiban yang banyak kita lupakan yaitu alam,” Jelasnya.
Senada, Supervisor Program Selamatkan Yaki, Yunita Siwi, saat laporan panitia mencoba mengenalkan bagaimana yayasan melalui Program Selamatkan Yaki melakukan kegiatan berupa penyadartahuan terhadap masyarakat sejak 2013 sampai sekarang, demi kelangsungan pelestarian lingkungan hidup.
“Kami bekerja di sekitar Cagar Alam Dua Sudara dan sekarang kami mencoba melanjutkan apa yang sebenarnya sudah kami inisiasi di wilayah TNBNW.”
Yunita menerangkan bahwa sebelumnya kegiatan serupa juga pernah di lakukan di tanah Minahasa, khusus untuk pemuka agama Kristen.
“Ada kurang lebih 30 peserta dari penyuluh Agama di Bolmong, semoga 2 hari ini kita bisa sama-sama belajar, ada masukan bagaimana kita untuk melestarikan lingkungan,” harap Yunita.
Sementara itu, Assisten III Administrasi Umum Sekda Kabupaten Bolmong, Ramlah Mokodongan saat membacakan sambutan, Pj Bupati Bolmong, menyampaikan permohonan maaf Pj. Bupati yang belum bisa bersama di kegiatan karena sedang berada di luar daerah mengikuti musrembang.
“Sehingga saya yang ditunjuk untuk membacakan sambutan. Pj Bupati menyambut baik dan mengapresiasi Program Selamatkan Yaki yang telah bekerja sama dengan pihak Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone untuk menyelenggarakan kegiatan ini. Semoga, kegiatan ini bisa memberi kontribusi yang positif untuk kelestarian lingkungan,” singkatnya.