SITARO, ZONAUTARA.com – Pasca erupsi, status aktifitas kegempaan Gunungapi Ruang diturunkan dari level IV (Awas) ke level III (Siaga) sejak 13 Mei 2024 pukul 09.00 WITA. Alat pengukur kegempaan RUA4 terpasang di radius 2 kilometer dari kawah utama, setelah dua alat sebelumnya RUA3 di radius 1,5 kilometer dan RAPS di radius 2,7 kilometer di Pulau ruang rusak.
Kepala Badan Geologi Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan menyampaikan erupsi pada 17 April 2024 dan 30 April 2024 telah merusak stasiun RUA3 (1,5 km dari kawah aktif) dan RAPS (2,7 km dari kawah aktif) yang terletak di Pulau Ruang, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro).
Pada tanggal 3 Mei 2024 dilakukan pemasangan peralatan pemantauan baru di Pulau Ruang (RUA4) pada jarak 2 km dari kawah aktif. Kata Hendra, Stasiun RUA4 ini yang digunakan dalam memantau aktivitas kegempaan saat ini.
Pada umumnya, menurut Hendra, kegempaan vulkanik di Gunungapi Ruang cenderung rendah, lebih didominasi gempa tektonik, diperkirakan pengaruh dari subduksi Sulawesi Utara dan subduksi ganda di Laut Maluku.
“Aktivitas vulkanik Gunung Ruang pada 15 – 17 April 2024 terjadi eskalasi pemunculan Gempa Vulkanik Dalam (VTA) pasca Gempa Tektonik 9 April 2024 dan 14 April 2024,” bebernya.
“Kedua gempa tektonik tersebut terasa dengan skala 1 MMI dan diperkirakan berkaitan dengan aktivitas Subduksi Ganda di Laut Maluku,” terangnya.
Hendra menuturkan kemunculan gempa vulkanik dalam (VTA) biasanya berkaitan dengan migrasi magma dari kedalaman dalam ke permukaan. Pada 16 April pukul 10.00 WITA tingkat aktivitas Gunungapi Ruang dinaikkan dari Level 1 (Normal) ke Level II (Waspada).
Lanjut dia, Eskalasi Gempa Vulkanik Dalam masih berlangsung dan pada 16 April 2024 pukul 13.37 WITA teramati erupsi dengan intensitas lemah, warna asap putih tebal, maka tingkat aktivitas Gunungapi Ruang dinaikkan dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga) pada 16 April pukul 16.00 WITA.
“Karena aktivitas seismik semakin tinggi dan ada potensi diikuti dengan erupsi padatanggal 17 April 2024 pukul 21.00 WITA tingkat aktivitas G. Ruang dinaikkan dari LevelIII (Siaga) ke Level IV (Awas),” urainya.
Erupsi eksplosif terjadi pada tanggal 16 April 2024 pukul 21.45 WITA dengan estimasi tinggi kolom erupsi mencapai 2.000 meter dari puncak. Kemudian erupsi kembali terjadi pada tanggal 17 April 2024 pukul 01.08 WITA dengan ketinggian kolom erupsi diperkirakan mencapai 2.500 m dan disertai suara gemuruh sertadentuman.
Hendra menjelaskan Pasca erupsi besar 17 April 2024, aktivitas mengalami penurunan. Analisis data berdasarkan stasiun PRUA di Pos PGA Gunungapi Ruang. Pada tanggal 22 April 2024 pukul 09.00 WITA, tingkat aktivitas Gunungapi Ruang diturunkan dari Level IV (AWAS) ke Level III(Siaga).
Pemantauan visual tanggal 29 April 2024 menunjukkan masih tingginya aktivitas vulkanik, asap teramati dengan ketinggian pada kisaran 100 – 500 m dari puncak. Asap kawah teramati pada pukul 17.02 WITA dengan ketinggian 1.000 m dari puncak dengan warna putih tebal. Stasiun Pada tanggal 30 April 2024 pukul 01.15 WITA terjadi erupsi, diawali dengan gempa terasa sampai Pulau Tagulandang.
Tingkat aktivitas G. Ruang dinaikkan dari Level III(Siaga) ke Level IV (AWAS) pada pukul 01.30 WITA. Erupsi terjadi lagi pada 30 April 2024 pukul 02.32 WITA dan dilaporkan hujan batu terjadi di Pos PGA Ruang di Pulau Tagulandang.
“Erupsi berlangsung hingga pukul 04.30 WITA,” sebut Hendra.
Sementara pukul 08.35 WITA teramati erupsi. Kejadian gempa terasa dan erupsi yang terjadi di Gununapi Ruang terekam juga pada seismograf di beberapa Pos PGA seperti di G. Karangetang, G. Awu, Gunung Tangkoko, Gunung Soputan, dan Gunung Gamalama, jumlah Gempa Vulkanik Dalam dan Gempa Vulkanik Dangkal periode 1-12 Mei 2024 (pasca erupsi 30 April 2024) cenderung menurun.
Tremor menerus masih terekam dengan dengan amplitudo dominan mengecil pada kisaran 2 4 mm. Asapkawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal, tekanan lemah dan tinggi 100-400 m di atas puncak kawah.
“Namun ketinggiannya mulai menunjukkan kecenderungan stabil. Potensi bahaya saat ini berupa erupsi yang menghasilkan lontaran material pijar, dan paparan abu vulkanik yang bergantung pada arah dan kecepatan angin serta lahar bilahujan deras turun di sekitar Gunungapi Ruang,” sebut Hendra.
Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental yang menunjukkan terjadinya penurunan aktivitas vulkanik pada Gunungapi Ruang, maka tingkat aktivitas diturunkan dari Level IV (AWAS) menjadi Level III (SIAGA) terhitung mulai 13 Mei 2024 pukul 09.00 WITA.
Masyarakat di sekitar Gunung Ruang dan pengunjung/wisatawan agar tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius 4 km dari pusat kawah aktif Gunungapi Ruang.
Sementara Masyarakat yang bermukim pada wilayah Pulau Tagulandang yang masuk dalam radius 4 km agar segera dievakuasi ke tempat aman di luar radius 4 km.
“Masyarakat di Pulau Tagulandang, khususnya yang bermukim di dekat pantai, agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar,” katanya
“Masyarakat dihimbau untuk selalu menggunakan masker, untuk menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernafasan. Masyarakat yang berada di luar radius 4 km dari Gunungapi Ruang diharap tenang,beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi dan tetap mengikuti perkembangan aktivitas Gunungapi Ruang,” tutup Hendra.