SITARO, ZONAUTARA.com – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) kembali memperpanjang masa tanggap darurat bencana erupsi Gunungapi Ruang selama 14 hari kedepan.
Pada rapat evaluasi yang digelar di Posko Terpadu Penanganan Bencana Rrupsi, Sabtu, 25 Mei 2024, Penjabat (Pj) Bupati Kepulauan Sitaro, Joi E.B. Oroh, bersama kepala organisasi perangkat daerah dan sejumlah stakeholder yang hadir mempertimbangkan keberadaan pengungsi, sehingga kembali memutuskan diperpanjangnya masa tanggap darurat.
Sebelumnya, Pemerintah telah dua kali menetapkan masa tanggap darurat sejak 16 April 2024 hingga berakhir periode kedua pada 27 Mei 2024.
“Alasan kami adalah mempertimbangkan keberadaan ribuan pengungsi yang masih berada di posko pengungsian baik di Kepulauan Sitaro, di Kota Manado, Kota Bitung, Kabupaten Minahasa dan Minahasa Utara,” kata Joi, ditemui di Pendopo Kantor Camat Tagulandang usai rapat.
Menurut Joi, sesuai data pemerintah sebanyak 2.223 warga masih mengungsi tersebar di Pulau Tagulandang dan terdapat 3.955 warga Pulau Tagulandang masih berada di luar daerah.
“Ini menjadi pertimbangan, karena saat ini rumah warga masih rusak dan belum bisa ditinggali, kita juga memikirkan kepulangan mereka,” ucap Joi.
Kepada Zonautara.com, ia menjelaskan ketika ditetapkan masa tanggap darurat maka akan membantu Pemerintah untuk mengambil keputusan penting dan semua perangkat daerah fokus menanggulangi bencana.
Alasan lain ikut memperkuat penetapan perpanjangan status masa tanggap darurat yakni penyaluran ribuan paket makanan setiap hari dari dapur umum. Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Sitaro mencatat selama sebelas hari terakhir sejak 14 Mei 2024 hingga 25 Mei 2024 dapur umum Taruna Siaga Bencana menyuplai 15.439 bungkus makanan ke pengungsi, itu khusus di Pulau Tagulandang.
“Kalau ada SK tanggap darurat penanggulangan bencana akan lebih cepat, termasuk makanan karena warga belum bisa masak di rumah rusak,” ucap dia.
Pemerintah menetapkan perpanjangan masa tanggap darurat selama 14 hari dimulai pada 28 Mei 2024 hingga 10 Juni 2024 mendatang, dan kondisi ini bisa diperpanjang lagi sesuai dengan keadaan penanggulangan bencana kedepan.
“Bisa diperpanjang lagi, kita melihat kondisi dan upaya selama 14 hari kedepan,” jelasnya.
Bencana erupsi Gunungapi Ruang yang terjadi pada 17 April dan 30 April 2024, setidaknya merusak 3.401 rumah warga, dimana dua desa di Pulau Ruang menjadi lokasi paling terdampak. Sebanyak 301 kepala keluarga kini akan direlokasi pemerintah dari Kabupaten Kepulauan Sitaro ke Desa Modisi, di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.
Status Gunungapi Ruang
Heruningtyas, Ketua Tim Gunung Api dari Badan Geologi, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung menjelaskan bahwa Gunungapi Ruang saat ini masih di Level Dua atau Waspada. Secara visual hembusan terlihat beberapa kali di atas kawah namun tidak setinggi erupsi 30 April 2024.
Ia juga memastikan kondisi Gunungapi Ruang berpotensi diturunkan ke Level Satu atau normal, jika dilihat dari kegempaan. Kini gempa guguran terakhir kali terjadi pada 10 Mei 2024, dan juga gempa vulkanik dangkal hanya terekam satu kali dan vulkanik dalam tiga kali.
“Kami akan menganalisis dan evaluasi akitiftas Gunungapi Ruang. Mudah – mudahan satu dua minggu jika masih begini bisa diturunkan ke Level Satu atau normal,” kata dia, lewat sambungan zoom saat rapat penetapan status tanggap darurat.
Saat ini warga masih dilarang beraktfitas di radius berbahaya 2 kilometer dari kawah utama sesuai rekomendasi PVMBG.