SITARO, ZONAUTARA.com – Terik matahari yang memadukan panas dengan debu erupsi tak menghentikan langkah kecil Fiona Tatemba untuk menuju pantai di desanya.
Ini adalah kali pertama Fiona kembali menginjakkan kaki di Laingpatehi setelah sebulan mengungsi di Manado akibat erupsi Gunungapi Ruang pada 16 dan 30 April 2024 lalu.
Gadis cilik berusia 10 tahun ini merupakan bungsu dari dua bersaudara, ikut bersama orangtuanya yang datang untuk melihat keadaan rumah mereka di Pulau Ruang.
Fiona mengaku merasa senang sekaligus sedih. Senang karena bisa kembali ke kampung halamannya, namun sedih melihat rumah dan desa yang porak-poranda. Untuk melampiaskan rasa di hatinya, Fiona memutuskan untuk mandi dan berenang di pantai, tempat yang selalu membawa ketenangan bagi dirinya.
“Biasa berenang di pantai bersama teman-teman sepulang sekolah,” kata Fiona, Jumat, 24 Mei 2024.
Fiona adalah siswi kelas 5 di SD GMIST Patmos Laingpatehi. Sebulan sudah ia tidak lagi bersekolah atau bertemu dengan teman-temannya. Erupsi Gunungapi Ruang telah mengubah kehidupan mereka semua.
Teman-temannya ikut orangtua mereka mengungsi, tersebar di berbagai tempat, membuat Fiona merasa kesepian dan terisolasi.
“Lokasi pengungsian kan berbeda-beda. Terakhir saya melihat mereka hanya saat di pelabuhan hendak mengungsi, setelahnya tidak lagi,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Kerinduan Fiona akan kehidupan sekolah dan teman-temannya semakin terasa setiap harinya. Ia mendengar kabar tentang relokasi ke Bolsel, yang membuat hatinya semakin tidak tenang.
Fiona tidak ingin pindah ke Bolsel. Baginya, Bolsel adalah tempat yang asing dan jauh dari teman-teman serta kenangan masa kecilnya di Laingpatehi.
“Kata orang-orang di sana ada pantai juga. Tapi aku tidak mau terpisah dengan teman-teman, tidak mau pindah,” katanya dengan nada tegas. Ia terus-menerus menyampaikan keinginannya ini kepada kedua orangtuanya.
“Mau bagaimana, kata mama kita tidak ada pilihan,” ucap Fiona sambil menangis.
Ibunya, Defni, mencoba menenangkan Fiona, menjelaskan bahwa relokasi adalah demi keselamatan dan masa depan yang lebih baik. Meski demikian, Fiona merasa sulit menerima kenyataan bahwa ia harus meninggalkan semua yang ia kenal dan cintai.
Di pantai, Fiona melihat sekelilingnya dengan perasaan campur aduk. Ia menyadari bahwa masa-masa bermain dengan teman-temannya di pantai ini mungkin akan menjadi kenangan belaka.
Namun, ia juga berusaha untuk kuat, mengingat pesan orangtuanya bahwa perubahan ini adalah untuk kebaikan mereka semua.
Meski berat, Fiona tahu bahwa hidup harus terus berjalan. Di Bolsel, ia berharap bisa menemukan kembali kebahagiaan dan keamanan yang sempat hilang akibat erupsi Gunungapi Ruang.
“Semoga bisa ketemu teman yang seperti di sini,” ucap Fiona.
Dengan semangat baru, Fiona siap menghadapi tantangan di tempat yang baru, membawa serta kenangan manis dari Laingpatehi.