SITARO, ZONAUTARA.com – Di bawah langit yang masih menggelapkan Tagulandang dengan sisa-sisa abu vulkanik, Agustina Mandag (66) memulai hari dengan doa dan harapan.
Sebagai seorang pedagang asal Desa Balehumara, Agustina telah melalui banyak hal dalam hidupnya, namun erupsi Gunungapi Ruang pada 16 dan 30 April 2024 adalah ujian terberat yang pernah ia alami.
Ketika erupsi terjadi, Agustina dan suaminya, yang kini sakit-sakitan, segera mengungsi ke Manado. Rumah mereka di Balehumara mengalami kerusakan parah; dapurnya bahkan roboh akibat lontaran batu dan abu.
Keputusan untuk mengungsi didorong oleh ketakutan akan tsunami yang dikabarkan segera menyusul, terutama setelah desakan dari sanak saudara di Manado.
“Saya ditelepon terus-menerus, katanya ada tsunami,” kata Agustina, Sabtu, 25 Mie 2024.
Namun, hidup di pengungsian bukanlah solusi jangka panjang bagi Agustina. Pada Kamis, 2 Mei 2024, dengan berat hati ia meninggalkan suaminya di Manado dan memberanikan diri untuk kembali ke Tagulandang.
Kebutuhan ekonomi mendesaknya untuk segera kembali berjualan di Pasar Enam Enam, tempat ia biasa menjajakan makanan, sayuran, dan ketupat.
Modal untuk memulai kembali usaha tidaklah mudah didapat. Agustina terpaksa berhutang bahan baku kepada para pemasok. Dengan tekad yang kuat, ia mengolah bahan-bahan itu menjadi dagangan yang dijual di pasar. Hasil dari penjualannya digunakan untuk melunasi hutang bahan baku dan sedikitnya menyisakan modal untuk terus berjualan.
“Selasa saya hutang sayuran mentah, Kamis-nya kalau sudah ada hasil, saya bayar,” ujar Agustina dengan mata yang penuh semangat meski lelah.
Setiap hari adalah perjuangan, tetapi Agustina tidak menyerah. Ia tahu bahwa menjadi tulang punggung keluarga adalah tanggung jawab yang tidak bisa diabaikan, terutama saat suaminya tidak lagi bisa bekerja.
Agustina mengaku belum pernah menerima bantuan dari pemerintah, namun hal itu tidak mematahkan semangatnya. Ia terus berjuang, memastikan bahwa kebutuhan keluarganya terpenuhi meski dalam keterbatasan. Setiap langkahnya di pasar adalah bukti dari keteguhan hati seorang wanita yang berjuang demi keluarganya.
“Belum dapat bantuan, begitu, pemerintah seperti pilih kasih,” ucap Agustina.