SITARO, ZONAUTARA.com – Di bawah sinar matahari yang mulai menghangatkan pagi, Pasar Enam Enam Tagulandang kembali menampakkan geliat kehidupan. Warga yang sebelumnya mengungsi akibat erupsi Gunungapi Ruang kini perlahan mulai kembali, membawa harapan untuk memulihkan kehidupan yang sempat terguncang.
Hernius Hengkeng (60), seorang pedagang Barito (bawang, merica, tomat), adalah salah satu yang berusaha menghidupkan kembali bisnisnya di tengah kerusakan yang masih tampak jelas.
Erupsi yang terjadi pada 16 dan 30 April 2024 meninggalkan jejak yang mendalam di Pasar Enam Enam.
Lontaran batu dari gunungapi itu merusak atap pasar, membuatnya berlubang-lubang dan tidak mampu melindungi para pedagang dari hujan dan panas. Hernius mengingat betul saat erupsi terjadi.
“Kami semua berlarian, menyelamatkan diri,” katanya dengan nada penuh keprihatinan.
Kini, saat para pengungsi mulai kembali, meskipun belum semuanya, pasar perlahan mulai ramai kembali. Namun, setiap pedagang masih dibayangi oleh kondisi atap yang rusak parah.
Ketika Penjabat Bupati Sitaro, Joi E B Oroh datang berkunjung, pada Sabtu, 25 Mei 2024, untuk meninjau keadaan, Hernius melihat ini sebagai kesempatan untuk menyampaikan aspirasi dan keluhannya. Dengan harapan besar, ia meminta agar bagian atap pasar yang akan direhab nanti diganti dengan kayu.
“Atap yang sekarang ini hanya menggunakan baja ringan. Saat erupsi, batu-batu yang terlempar dari gunungapi membuat atap berlubang-lubang. Kami butuh atap yang lebih kuat,” ungkapnya.
Penjabat Bupati mendengarkan dengan seksama, melihat langsung kondisi atap pasar yang memprihatinkan. Bolong-bolong di atap tampak jelas, mengingatkan semua orang akan dahsyatnya erupsi yang baru saja terjadi.
Hernius dan para pedagang lainnya berharap permintaan mereka akan segera ditindaklanjuti, karena atap yang baik adalah salah satu kebutuhan utama agar mereka bisa berdagang dengan nyaman dan aman.
Aktivitas ekonomi mulai menggeliat kembali di Pasar Enam Enam. Pedagang sayur, buah, dan kebutuhan pokok lainnya perlahan mengisi lapak-lapak yang sempat kosong.
Namun, di tengah kesibukan itu, kerusakan akibat erupsi masih terasa nyata. Setiap tetes air yang masuk melalui lubang atap menjadi pengingat akan bencana yang mereka alami.
Meski demikian, semangat para pedagang tidak surut. “Kami tetap berusaha, meski kondisi masih sulit. Kami berharap pemerintah bisa segera memperbaiki pasar ini,” ujar Hernius sambil merapikan bawang dan tomat dagangannya.
Baginya dan banyak pedagang lainnya, perbaikan pasar adalah langkah penting menuju pemulihan yang lebih besar.
Dengan tekad yang kuat dan harapan yang tinggi, warga Tagulandang berusaha bangkit dari keterpurukan. Mereka saling bahu-membahu, memperbaiki apa yang bisa diperbaiki, dan berharap bantuan dari pemerintah untuk hal-hal yang tidak bisa mereka lakukan sendiri.
Di balik kerusakan yang terlihat, tersembunyi semangat tak kenal menyerah dari para pedagang Pasar Enam Enam. Mereka adalah bukti bahwa meskipun diterpa bencana, kehidupan harus terus berjalan, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik harus selalu dijaga.