bar-merah

Penjabat Menlu Iran Kunjungi Lebanon

Penjabat menteri luar negeri Iran tiba di Lebanon, Senin (3/6). Ini kunjungan diplomatik resmi pertamanya sejak pendahulunya meninggal dalam kecelakaan helikopter bulan lalu.

Kantor berita IRNA yang dikelola pemerintah Iran melaporkan bahwa Ali Bagheri Kani mengunjungi Lebanon dan kemudian Suriah “untuk bertemu dengan para pejabat kedua negara serta para pejabat front perlawanan guna membahas cara-cara untuk melawan (Israel).”

Iran mendukung sejumlah faksi bersenjata di wilayah tersebut, di mana kelompok militan Syiah Lebanon, Hizbullah, secara luas dipandang sebagai yang paling kuat. Hizbullah akan menjadi garis pertahanan pertama Teheran jika terjadi konflik langsung antara Iran dan Israel.

Penjabat Menlu Iran Kunjungi Lebanon

Pendahulu Bagheri Kani, Hossein Amirabdollahian, seorang tokoh garis keras yang dekat dengan pasukan paramiliter Garda Revolusi, tewas dalam kecelakaan helikopter pada 19 Mei di daerah pegunungan dekat perbatasan Iran dengan Azerbaijan, bersama dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi dan delegasi pejabat lainnya.

Bagheri Kani bertemu dengan rekannya dari Lebanon, Abdallah Bou Habib, pada hari Senin dan memuji “hubungan dekat” antara kedua negara. Ia mengatakan kepada wartawan bahwa “perlawanan adalah dasar stabilitas di kawasan itu.”

“Kami sepakat bahwa semua negara di kawasan, terutama negara-negara Islam, harus mengambil gerakan bersama untuk melawan agresi Israel dan melindungi rakyat Palestina, khususnya di Rafah,” ujarnya.

Bou Habib mengatakan Lebanon ingin menghindari perang yang lebih luas dan mencari “solusi berkelanjutan yang memulihkan ketenangan dan stabilitas di Lebanon selatan.”

Hizbullah telah bentrok dengan pasukan Israel di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel sejak Oktober, dengan latar belakang perang Israel melawan kelompok Hamas di Gaza. Pertempuran lintas batas semakin intensif dalam beberapa pekan terakhir, sejak serangan Israel ke Rafah di Gaza selatan.
Pertempuran di perbatasan telah menewaskan lebih dari 400 orang di pihak Lebanon – sebagian besar dari mereka adalah militan tetapi juga termasuk lebih dari 70 warga sipil – dan setidaknya 15 tentara dan 10 warga sipil di pihak Israel.

Bahaya konflik langsung antara Iran dan Israel juga meningkat sejak 7 Oktober.
Serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di Suriah pada bulan April memicu serangkaian serangan yang meningkat antara Iran dan Israel yang mengancam akan memicu perang yang lebih luas, meskipun kedua musuh regional tersebut baru-baru ini tampaknya meredakan ketegangan. [ab/uh]

Selengkapnya baca di VOA



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat




Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia
TAGGED:
Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com