SITARO, ZONAUTARA.com – Proses relokasi Warga Pulau Ruang korban erupsi Gunungapi, ke Desa Modisi di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan terus dipacu pemerintah. Kabar terbaru, warga bakal punya rumah dan tanah luas.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kepulauan Sitaro, Joickson Sagune menyampaikan, proses relokasi warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang ke Desa Modisi, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan masih terus dimaksimalkan. Pemerintah manargetkan hingga akhir tahun 2024, pembangunan rumah sudah selesai.
“Target kita sampai Desember sudah selesai pembangunan rumah, kalau dari Kementrian PUPR itu target September sudah selesai,” kata Sagune, Rabu 19 Juni 2024 di ruang kerjanya.
Terkait pembangunan rumah ini pemerintah mengaku ada perubahan data, dimana sebelumnya terdata 301 kepala keluarga (KK) setelah dilakukan verifikasi ternyata hanya 282 KK.
Selain rumah warga, pemerintah juga mengusulkan rumah Pastori, namun masih menunggu persetujuan.
“Sudah diusulkan dan kita berharap bisa terakomodir,” ungkapnya.
Sementara itu, kabar baik juga disampaikan kepada warga yang direlokasi. Tidak hanya rumah yang disiapkan, tapi masing – masing KK akan menerima tanah untuk lahan berkebun. Pemerintah akan menyiapkan ratusan hektar tanah bagi warga Pulau Ruang.
“Tanah akan dibagi satu hektar per kepala keluarga,” ucap Sagune.
Sebelumnya, relokasi yang dijanjikan pemerintah kepada warga Pulau Ruang pasca erupsi Gunungapi, tidak cepat diterima masyarakat. Keputusan ini sempat mengundang penolakan. Pasalnya, warga tidak ingin meninggalkan Kabupaten Kepulauan Sitaro, khususnya Pulau Ruang dan Tagulandang yang sudah ditinggal selama bertahun-tahun.
Salah satu yang temui media ini, Leski Yansar Pontoh (55), warga Desa Laingpatehi saat membawa sejumlah barang yang baru digali dari rumahnya.
Menurut Leski, kabar relokasi merupakan sesuatu yang sulit diterima cepat bersama beberapa warga lainnya. Dalam situasi bencana tiba – tiba warga ditodong pindah ke daerah yang belum diketahui.
“Tiba – tiba Desa Modisi itu seperti turun dari langit seketika muncul dan kami langsung harus menerimanya,” kata Leski, Jumat, 24 Mei 2024.
Leski mengaku apa yang dilakukan Pemerintah itu pasti untuk keamanan warganya, namun ia menyesalkan proses yang begitu cepat tanpa ada penjelasan maupun kajian dan mendengarkan keinginan warga.
“Saya kira semua masyarakat pasti akan mau jika kita diberikan waktu dan ruang untuk menerima itu, karena paling tidak kita punya orang tua yang dikuburkan di Desa ini,” ucapnya.
Sedangkan dalam proses menunggu hunian tetap ini, pemerintah akan terus menyalurkan bantuan, dan saat ini juga kabarnya masih menunggu dana tunggu hunian yang akan diterima per kepala keluarga baik dari BNPB RI maupun dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.