bar-merah

Vivi Tanamal, muralis perempuan yang menginsipirasi dengan karya

Vivi Tanamal, muralis perempuan asal Minahasa Utara, (Foto: ZONAUTARA.com/ Gitta Waloni).
Vivi Tanamal, muralis perempuan asal Minahasa Utara, (Foto: ZONAUTARA.com/ Gitta Waloni).

MANADO, ZONAUTARA.comVivi Tanamal, perempuan berusia 23 tahun asal Suwaan, Minahasa Utara, selalu memiliki kecintaan terhadap seni lukis sejak kecil. Seiring berjalannya waktu, kecintaannya ini berkembang menjadi minat khusus pada seni mural pada tahun 2017.

Namun, perjalanan Vivi menjadi muralis terkenal tidaklah instan. “Awalnya coba-coba saja melukis di media yang besar, akan tetapi seiring waktu, terutama saat mulai ikut lomba-lomba, akhirnya mulai serius,” kata Vivi, mengingat langkah awalnya, saat ditemuai ZONAUTARA.com di acara Manado Art Exhibition, Sabtu malam, 22 Juni 2024.

Muralis perempuan, Vivi Tanamal saat menjelaskan konsep muralnya di acara Manado Art Exhibition, (Foto: ZONAUTARA.com/Neno Karlina).

Tahun 2022 menjadi titik balik dalam karier seni Vivi. Di tengah kehamilannya, dia mendapat permintaan langsung dari Gramedia Pusat untuk membuat mural di Gramedia Sam Ratulangi, Manado.

“Proyek 2 tahun lalu, waktu itu saya hamil dan mendapatkan permintaan langsung dari Gramedia Pusat, untuk menggambar Gramedia yang ada di Samrat,” kenangnya dengan senyum.

Vivi Tanamal, muralis perempuan asal Minahasa Utara, (Foto: ZONAUTARA.com/ Gitta Waloni).
Vivi Tanamal, muralis perempuan asal Minahasa Utara, (Foto: ZONAUTARA.com/ Gitta Waloni).

Selama satu minggu, Vivi mengerjakan proyek besar tersebut, membuktikan ketangguhannya sebagai seniman dan calon ibu.

Melukis mural bukan tanpa tantangan. “Karena mural melukis di bidang yang besar, tidak hanya dinding saja, tapi tugu atau apa saja, pokoknya di media yang besar,” jelas Vivi.

Dia merasa bahwa melukis di media besar memerlukan lebih banyak tenaga dan cat, namun sebenarnya lebih mudah dibandingkan melukis di media kecil yang membutuhkan detail lebih rumit.

Salah satu proyek terlama Vivi adalah mural di Tugu Minahasa Utara yang tingginya mencapai 17 meter.

“Mural paling lama yakni Tugu di Minahasa Utara, yang tingginya 17 meter sehingga membutuhkan waktu 2 minggu karena sering hujan,” ceritanya.

Proyek besar seperti ini tidak dikerjakan sendirian. Vivi dibantu oleh tim yang dinamakan Pikir Karya, yang terdiri dari lima orang anggota.

Pikir Karya terbentuk dengan tujuan memberikan kesempatan bagi siapa saja yang ingin belajar seni mural.

“Saya memang membuka rekrutmen untuk teman-teman yang ingin belajar. Benefitnya dapat komunitas, dapat keluarga, dan dibayar juga,” kata Vivi.

Dengan keinginan kuat untuk berbagi ilmu, Vivi membuka pintu bagi siapa saja yang berminat, tanpa syarat yang sulit, cukup dengan keinginan untuk belajar.

Karya-karya Vivi tak hanya terpaku pada satu tempat. Dia telah mengikuti berbagai lomba mural, termasuk di Bitung saat Pesona Selat Lembeh, dan membuat beberapa mural kafe di Flamboyan.

Melalui karya-karyanya, Vivi berharap dapat menginspirasi generasi muda untuk terus berkarya dan tidak malu untuk maju, terutama bagi perempuan.

“Harapan saya bagi generasi muda adalah bisa terus berkarya, semakin terus belajar, jangan pernah malu, terutama yang perempuan,” pesannya dengan penuh semangat.

Proses pembuatan mural  oleh Vivi Tanamal dan tim.
Proses pembuatan mural oleh Vivi Tanamal dan tim.

Sebagai seorang single mother, Vivi menghadapi banyak tantangan, namun dia tetap bersemangat untuk berkarya dan membuktikan bahwa perempuan juga bisa berprestasi dalam bidang yang biasanya didominasi oleh laki-laki.

“Sebagai perempuan, kita harus bangkit dan sebenarnya bisa bekerja juga. Bisa melakukan apa saja yang diinginkan dalam hidup dalam tanda kutip yang positif,” tegas Vivi.

Pada Sabtu, 22 Juni 2024, Vivi menghadirkan mural Pesona Teluk Manado. Karena tidak bisa menggambar realis, dia menggunakan karakter Matta yang abstrak untuk menggambarkan pesona Teluk Manado, lengkap dengan jembatan, gunung, dan kota-kota kecil di sekitarnya.

“Karena saya tidak bisa menggambar realis, jadi rangkum dengan memberi karakter Matta,” jelasnya.

Vivi Tanamal bersama Timnya Pikir Karya, (Foto: ZONAUTARA.com/Neno Karlina).

Melalui tim Pikir Karya, Vivi tidak hanya menciptakan mural yang indah tetapi juga memberikan kesempatan bagi orang lain untuk belajar dan berkembang.

“Dengan adanya Pikir Karya, saya berharap bisa memberikan manfaat bagi teman-teman yang ingin belajar dan berkontribusi dalam karya seni mural,” katanya.

Dukungan komunitas sangat penting dalam berkembangnya seni mural di Indonesia.

Vivi berharap lebih banyak perempuan terinspirasi untuk mengejar passion mereka dalam seni atau bidang lainnya. Dia ingin menunjukkan bahwa dengan semangat dan kerja keras, perempuan juga bisa mencapai hal-hal besar.

“Jadi tidak ada yang bisa membedakan atau bilang hanya lelaki yang bisa panjat-panjat hingga 8 meter,” ujarnya dengan tegas, menutup kisahnya dengan semangat dan keyakinan yang membara.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com