SITARO, ZONAUTARA.com – Anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) Niczem Alfa Wengen dari Partai PDI Perjuangan menyoroti kinerja Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir yang dinilai lebih mementingkan Sepak Bola dibanding kesejahteraan warga di daerah perbatasan Indonesia.
Kekecewaan ini disampaikan Niczem Alfa Wengen, saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara DPRD Sitaro bersama PLN ULP Siau, Rabu, 3 Juli 2024, akibat pemadaman listrik yang terus terjadi.
Ia menilai kinera PLN tidak maksimal, Kementerian BUMN yang membawahinya dianggap tidak serius mengurus warga Indonesia, apalagi yang berada di Perbatasan.
“Masa kan, alasannya selalu karena faktor alam, hewan mengganggu jaringan, seharusnya bisa ada solusi sekian lama masa tidak ada perubahan dari PLN,” sesalnya.
Ia mendorong PLN untuk paham dengan kontur daerah Sitaro, karena itu kondisi alam maupun alasan teknis sudah dipikirkan sebelumnya.
“Anda (PLN) sampaikan ke Kami bagaimana DPRD bisa membantu, kami harus menghubungi siapa, bukan datang dengan kendala yang sejak kami masih kecil sudah terjadi, seharusnya punya solusi dengan daerah yang berkontur tidak rata seperti ini,” kata Wengen.
Wengen bahkan secara terang – terangan menyoroti kinerja Menteri BUMN. Ia mengaku kecewa dengan Erick Thohir yang dinilai lebih serius mengurus sepak bola dibanding rakyat Indonesia.
“Pak Erick Tohir jangan hanya mengurus sepak bola, urus lagi listrik di Sitaro,” tegasnya ke perwakilan PLN yang hadir di ruang rapat DPRD di Kelurahan, Bebali.
Manager PLN ULP Siau, Riza Prihantiarno menjelaskan saat banjir bandang enam tiang listrik milik PLN terseret banjir, itu penyebab pasokan listrik yang menggunakan jalur di Kali Batuawang di Kelurahan Bebali masih terganggu.
Dampaknya pasokan listrik ke beberapa daerah harus menggunakan jaringan yang lain, sementara resikonya akan terjadi pemadaman di wilayah lainnya di Pulau Siau.
“Saat ini kami masih melakukan manuver jaringan, di mana sebelumnya tiga feeder namun karena terputus jadi satu feeder terpaksa membawahi dua Feeder,” kata Riza.
Untuk memperbaiki, PLN harus menunggu material dikirim dari luar daerah dengan kapal laut untuk penormalan kabel penghubung antar jaringan listrik yang rusak di Kelurahan Bebali.
“Saya sudah dapat info, material akhir minggu ini sudah datang, kami upayakan secepat mungkin penormalan feeder, mainline khususnya yang ada di jalur Kali Batuawang di Kelurahan Bebali, sehingga bebad di kabel kabel penghubung antar jaringan listrik di Kampung Talawid bisa tertangani,” ujarnya.
Menurut Riza, Feeder yang rusak dimaksud yakni enam tiang listrik yang terserat banjir lahar dingin, meski begitu untuk mengantisipasi bencana lagi, pihaknya meminta lebih banyak tiang untuk ditanamkan.
“Yang terseret enam tiang dari atas sampai bawah, tapi kami membutuhkan sepuluh tiang karena ingin memperkuat dibagian bawa, supaya meminimalisir jika terjadi lagi. Empat tiang bisa menopang enam tiang lainnya, sehingga seharusnya lebih kuat,”katanya.
Selain itu ada faktor alam mempengaruhi kestabilan jaringan. Seharunya di ruas kiri dan kanan maupun atas bawah sejauh tiga meter harus dibersihkan, namun karena kontur wilayah Perkebunan maka PLN tidak bisa mengambil risiko.
“Kami kesulitan apalagi jika jaringan melewati pohon pala atau cengkih merupakan pohon produktif warga, tidak bisa ditebang, belum lagi jairnagn masuk keluar hutan, itu kendala lagi selain hewan yang tersengat listrik,” katanya.
PLN memastikan untuk kapasitas daya saat ini masih tercukupi, total listrik yang bisa dihasilkan oleh mesin pembangkit berkisar 3,6 megawatt, sementara beban puncak hanya mencapai 2,8 megawatt saja.
Riza berharap masyarakat bisa bersabar sementara pihaknya terus bekerja menormalkan listrik di Pulau Siau.