GORONTALO, ZONAUTARA.COM – Bupati Bonebolango, Merlan Uloli, mengungkapkan tantangan besar dalam mendata jumlah pekerja di tambang Suwawa akibat status tambang yang ilegal dan pekerja yang datang dari berbagai daerah.
“Terdapat orang dari berbagai daerah, bahkan provinsi, bukan masyarakat Bonebolango yang menetap di sana, mereka ini ‘mobile’,” kata Merlan kepada Zonautara.com, Jumat (12/7/2024).
Kesulitan ini membuat proses evakuasi semakin kompleks, terutama karena tidak adanya data pasti mengenai jumlah orang yang berada di lokasi tambang saat longsor terjadi. Meskipun demikian, fokus utama saat ini adalah kemanusiaan dan evakuasi korban. Hingga saat ini, terdata 26 korban meninggal yang berhasil dievakuasi dari lokasi longsor.
Proses pencarian dan evakuasi korban longsor di tambang emas Suwawa melibatkan berbagai instansi dan relawan. Komando Resor Militer 133/Nani Wartabone melakukan pertukaran personil untuk memastikan kelancaran proses pencarian. Hari ini, 13 personil ditarik dari lokasi dan digantikan oleh 11 personil lainnya.
“Nanti akan diganti dengan 11 personil lainnya untuk ke lokasi,” ujar Latif Hamsyah, anggota TNI AD Komando Resor Militer 133/Nani Wartabone. Personil yang digantikan akan tetap berada di lokasi tambang hingga ada perintah resmi untuk pergantian.
Sejak hari pertama, personil TNI ditempatkan di beberapa titik bor, yaitu titik bor 1, 2, 3, dan 9, dengan penambahan titik bor 17, 18, dan 19. Latif Hamsyah menjelaskan bahwa personil akan terus melakukan pencarian hingga ada instruksi untuk penghentian pencarian.
“Batas pencarian saat ini tetap menunggu keputusan dari pimpinan untuk info selanjutnya,” tambahnya.
Bupati Merlan juga menekankan pentingnya kebijakan dari pemerintah pusat terkait regulasi tambang ilegal untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
“Kami hanya bisa mengusulkan atau mengimbau, regulasinya bukan ditentukan oleh kita, tapi oleh pusat,” ujarnya.
Dalam upaya mendukung kelancaran proses evakuasi, berbagai instansi telah disiapkan, termasuk dapur umum untuk mendukung kebutuhan para relawan. Koordinasi terus dilakukan dengan Basarnas dan instansi terkait untuk memastikan proses evakuasi berjalan lancar dan efektif.
Keputusan mengenai perpanjangan status tanggap darurat yang berakhir Sabtu (13/7) akan ditentukan melalui rapat koordinasi yang akan digelar besok.