Sejumlah pertanyaan baru muncul pada Rabu (17/7) mengenai cakupan pengamanan di sekitar gudang, di mana Thomas Matthew Crooks, pelaku percobaan pembunuhan terhadap mantan Presiden AS Donald Trump saat berkampanye akhir pekan lalu di sebuah kota kecil di Pennsylvania, merangkak naik di bagian atap bangunan itu untuk melancarkan aksinya.
Polisi setempat memberitahu petugas Dinas Rahasia AS yang mengawal Trump sebelum kampanye dimulai pada Sabtu (13/7) sore bahwa mereka kekurangan sumber daya untuk menempatkan sebuah mobil patroli di luar gudang tersebut, kata pejabat penegak hukum lokal dan federal kepada The Washington Post.
Gudang itu terletak persis di luar perimeter pengamanan Trump yang dikendalikan oleh Dinas Rahasia AS pada acara kampanye itu. Akan tetapi, seiring berlanjutnya penyelidikan, belum jelas apa yang menjadi alasan Dinas Rahasia untuk tidak menambah jumlah agen di lapangan, jika polisi setempat tidak dapat berpatroli di sekitar gudang tersebut, terutama karena terdapat garis pandang yang jelas dari atap gudang ke panggung kampanye.
Tim penyelidik sedang berusaha mencari tahu cara pelaku, yang masih berusia 20 tahun, bisa mengakses atap gudang tanpa diketahui dan melepaskan hingga delapan kali tembakan ke arah Trump saat ia berpidato di atas panggung, dari jarak kurang dari 150 meter. Salah satu peluru itu menyerempet telinga kanan Trump, menewaskan seorang peserta kampanye dan melukai dengan parah dua peserta lainnya.
The Washington Post mengutip jaksa wilayah Butler County, Richard Goldinger, yang mengatakan, Dinas Rahasia “diberi tahu bahwa departemen kepolisian setempat tidak memiliki sumber daya manusia untuk membantu mengamankan bangunan tersebut.” The Post mengatakan bahwa pernyataan Goldinger telah dibenarkan oleh salah seorang petugas Dinas Rahasia yang diberi tahu soal komunikasi itu.
Dalam wawancara dengan ABC News awal pekan ini, Direktur Dinas Rahasia AS Kimberly Cheatle mengatakan bahwa “ada polisi setempat di dalam bangunan itu. Ada polisi setempat di area itu yang bertanggung jawab atas perimeter luar bangunan itu.”
Namun pejabat penegak hukum setempat mengatakan kepada New York Times bahwa para petugas berada di dalam bangunan lain yang terletak di samping gudang itu. Goldinger mengatakan kepada surat kabar itu bahwa salah seorang polisi setempat melepaskan tembakan ke arah Crooks, yang tampaknya mengenainya, meski Dinas Rahasia mengatakan bahwa salah seorang penembak jitunya yang menembak mati Crooks.
Sebuah senjata serbu yang dibeli secara sah oleh ayah Crooks pada tahun 2013 ditemukan di dekat mayatnya di atas atap gudang.
Pihak berwenang masih mencari motif percobaan pembunuhan itu, tapi sejauh ini meyakini bahwa Crooks bertindak sendirian. Mereka masih memeriksa perangkat elektronik Crooks dan mewawancarai puluhan saksi mata di acara kampanye dan kerabat Crooks.
Pada Rabu, Cheatle menerima surat panggilan untuk bersaksi di hadapan komite kongres minggu depan terkait kegagalan pengamanan yang mengakibatkan terjadinya penembakan tersebut.
Dinas Rahasia – badan perlindungan keamanan pemerintah federal bagi presiden, mantan presiden dan keluarga mereka – mengendalikan perimeter dalam yang terdekat dari Trump, sedangkan perimeter luar, termasuk gudang itu, diawasi oleh polisi setempat. Namun belum jelas bagaimana rencana itu tidak dijalankan seutuhnya.
Kini, pertanyaan yang muncul adalah apakah keputusan untuk memasukkan gudang itu ke wilayah perimeter luar serta penyerahan tanggung jawab pengamanan gudang itu ke polisi setempat merupakan keputusan yang tepat, mengingat atap gudang itu masih berada dalam jarak tembak dari titik panggung kampanye. [rd/em]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia