SITARO, ZONAUTARA.com – Ramai beredar kabar bantuan 10.000 lembar seng dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia (RI) untuk warga terdampak Gunungapi Ruang di Pulau Tagulandang, hilang. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sitaro bantah, dan sebut itu informasi tidak benar (Hoax).
Belakangan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sitaro diterpa isu tidak sedap. Ramai di media sosial informasi bantuan seng untuk warga yang disimpan di gudang penyimpanan Pelabuhan Tagulandang, hilang.
Diketahui, sebelumnya BNPB RI, telah mengirimkan bantuan 10.000 lembar seng, untuk membantu perbaikan rumah warga di Pulau Tagulandang yang terkena lontaran lava pijar Gunungapi Ruang pada 17 April dan 30 April 2024 lalu.
Untuk mengkonfirmasi informasi tersebut, Zonautara.com menemui Sekertaris Daerah (Sekda) yang sekaligus sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kepulauan Sitaro, Denny D. Kondoj, usai pelaksanaan upacara hari pramuka di Kantor Bupati, Rabu, 14 Agustus 2024.
Dari hasil wawancara, Sekda membantah jika bantuan itu hilang, terkait dengan alasan pemerintah belum menyalurkan bantuan, dikarenakan 10.000 lembar seng dari BNPB RI tidak cukup untuk 1.242 rumah terdampak, yang tidak masuk kategori rusak sedang dan ringan.
“Jika dipaksa disalurkan, takutnya justru memicu keributan karena hanya beberapa lembar seng per rumah tangga sementara kebutuhannya banyak,” kata Kondoj.
Sesuai hitungan pemerintah daerah, untuk 1.242 rumah rusak, setidaknya pemerintah harus menyalurkan 35.000 lembar seng, sehingga bisa dibagi rata setiap rumah.
“Karena itu, tambahan 25.000 seng akan ditanggulangi Pemerintah Sitaro dan Provinsi Sulawesi Utara,” kata Kondoj, didampingi Kepala Pelaksana BPBD Sitaro, Joickson Sagune.
Kondoj menjelaskan lagi, untuk rumah yang masuk kategori rusak sedang dan ringan sudah tidak lagi menerima bantuan seng, karena dari BNPB akan menyalurkan bantuan dalam bentuk uang tunai, dengan klasifikasi rusak sedang 30 juta rupiah dan rusak ringan 15 juta rupiah.
“Sehingga bantuan seng ini, bukan untuk rumah terdata rusak sedang dan ringan,” ujarnya.
“Dan untuk 10.000 lembar seng semua masih ada di gudang penyimpanan di Pelabuhan Tagulandang, tidak hilang seperti yang diinformasikan,” bantah dia.
Sementara terkait dengan informasi yang beredar, pemerintah tidak menyoalkan atau sampai membawa ke ranah hukum. Karena bagi Kondoj, informasi beredar merupakan aspirasi bagi pemerintah untuk segera menyalurkan bantuan.
Sedangkan target penyaluran, ia memastikan masih dalam proses bersama – sama Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, untuk pengadaan 25.000 lembar seng yang perlu ditambahkan.
“Kami masih terus berkoordinasi, yang pasti setelah di terima secepatnya kami salurkan kepada masyarakat, sedangkan untuk bantuan uang tunai kami terus mendorong secepatnya di lakukan BNPB RI, karena memang masih ada proses pendataan dan membuka nomor rekening penerima,” jelas Kondoj.
Ia mengimbau, supaya masyarakat tidak mudah terpancing dengan situasi atau informasi tidak benar. Kondoj pun menyampaikan permohonan maaf jika hingga saat ini bantuan belum disalurkan, serta memastikan bantuan tersebut tetap akan disalurkan.
Sementara itu, Warga di Pulau Tagulandang menilai, terlepas dari informasi ini hoax, mereka berharap bantuan bisa secepatnya disalurkan kepada masyarakat.
Informasi, saat ini sebagian warga sudah membeli seng dan memilih memperbaiki rumahnya secara mandiri, dan jika sudah selesai maka bantuan itu nantinya tidak akan terpakai lagi, padahal bisa segera membantu warga.
Selain bantuan seng warga meminta untuk bantuan lain seperti paku dan terpal ataupun lainnya yang bisa membantu warga terdampak.
“Kami berharap saja bantuan ini bisa segera disalurkan, karena sebagian besar warga sudah membeli seng, dan jika nanti dibagikan setelah sudah perbaikan rumah, seng itu menjadi tidak bermanfaat lagi,” kata salah satu warga Tagulandang yang meminta namanya tidak disebut.
Sebelumnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirim dua Deputi untuk datang langsung ke Tagulandang, pada April 2024 lalu. Ada Deputi IV Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Jarwansyah dan Deputi V Bidang Logistik dan Peralatan, Lilik Kurniawan.
Deputi IV Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Jarwansyah menyampaikan saat ini semua warga terdampak erupsi Gunung Api Ruang akan mendapat perhatian, lewat bantuan awal pemerintah yang akan segera disalurkan untuk warga.
Ia mengurai ada beberapa jenis bantuan seperti sembako, makanan siap saji, hygine kit, selimut, matras, kasur lipat, masker, toilet portable, genset, light tower, tenda pengungsi, tenda keluarga, Velbed dan survival kit pengungsi.
“Ada juga tambahan 10.000 lembar seng dan 1000 dos Paku,” kata Jarwansyah.
Erupsi Gunungapi Ruang yang terjadi pada April 2024 lalu memang telah merusak ribuan rumah warga serta puluhan fasilitas milik pemerintah di Pulau Tagulandang yang masuk radius tujuh kilometer, lontaran lava pijar Gunungapi Ruang. Sementara dua Desa di Pulau Ruang yakni Desa Pumpente dan Laingpatehi saat ini masih di lokasi pengungsian menunggu proses relokasi ke Desa Modisi di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.