TOMOHON, ZONAUTARA.COM – Kepala Dinas Pertanian Kota Tomohon, Karel Lala, menggelar konferensi pers dengan awak media pada Selasa (3/9/2024) di ruang rapat UPT Setda Kota Tomohon. Dalam kesempatan tersebut, Karel mengumumkan ketersediaan pupuk di Kota Tomohon untuk periode Agustus hingga Desember 2024.
Menurut Karel, Kota Tomohon telah menerima alokasi 1.635 ton pupuk, yang terdiri dari 823 ton pupuk NPK dan 812 ton pupuk UREA. “Pupuk ini sudah tersedia dan siap disalurkan, namun masih menunggu sinkronisasi data dari ERDKK pusat,” ungkapnya.
Proses sinkronisasi ini, lanjut Karel, sedang berlangsung. Sistem untuk penginputan data sudah dibuka dan sedang dalam proses.
“Data sedang dimasukkan ke sistem khusus untuk Provinsi Sulawesi Utara, termasuk Kota Tomohon. Setelah data diinput 100%, kita bisa menarik data ERDKK untuk mendistribusikan pupuk ke kios-kios yang telah ditentukan,” jelasnya.
Tiga kios yang akan menerima pupuk tersebut adalah Kios Yosua di Tara-Tara, Agri Tani di Wolawan, dan Wilisan di Pasar. Karel menambahkan bahwa meskipun pupuk di kios-kios tersebut belum tersedia, pupuk sudah siap di gudang Ranotongkor dan tinggal menunggu kuota untuk didistribusikan.
“Dengan sinkronisasi data yang tepat, kios-kios tersebut akan segera berhak menyalurkan pupuk kepada petani sesuai dengan data ERDKK yang telah disinkronkan,” pungkas Karel.
Sebelumnya Wali Kota Caroll Senduk bersama Karel Lala, hadir dalam pemberian bantuan pupuk bersubsidi kepada kelompok tani yang mengolah lahan pertanian di perkebunan Kekolongan, Kelurahan Paslaten Dua, Kecamatan Tomohon Timur, Selasa (03/09/2024).
Menurut Karel pemberian pupuk ini merupakan hasil kerjasama antar Pemkot Tomohon dan Pemerintah Prov. Sulut.
“Tapi pupuk bantuan-bantuan yang non-subsidi itu, yang juga tadi kami serahkan dengan Pak Wali Kota, itu bantuan kerjasama dengan pemerintah provinsi,” jelas Karel.
Bantuan ini juga merupakan perhatian dari Wali Kota terkait dengan penyerahan pupuk ini kepada petani, agar petani yang belum mendapat bantuan bersubsidi juga mereka dapat mendapatkan pupuk yang non-subsidi secara cuma-cuma karena hortikultura tidak dapat pupuk bersubsidi.