SITARO, ZONAUTARA.com – Penjabat (Pj) Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Joi Oroh, melakukan audiensi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Kamis (12/9/2024). Audiensi ini bertujuan untuk memperkuat koordinasi dalam penanganan pasca bencana erupsi Gunung Ruang yang terjadi di wilayah Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro.
Dalam pertemuan tersebut, Pj Bupati, Joi Oroh, didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Dr. Agus Poputra, Kepala BPBD Sitaro, Joickson Sagune, serta beberapa pejabat terkait lainnya.
Rombongan diterima langsung oleh pejabat dari BNPB, termasuk Direktur Perencanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Ibnu Asur, Direktur Dukungan Infrastruktur Darurat Andria Yuferryzal, Deputi Bidang Logistik dan Peralatan Lilik Kurniawan, serta Kepala Bidang Pengendalian Taktis dan Evaluasi Operasi Riswandi.
Agenda audiensi ini menitikberatkan pada upaya pemulihan dan rehabilitasi di berbagai sektor, khususnya pelayanan publik dan infrastruktur yang terdampak erupsi. Dalam pembahasan, kedua belah pihak juga mengkaji kebutuhan dan langkah strategis untuk percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi di wilayah terdampak.
Pj Bupati, Joi Oroh, menegaskan pentingnya sinergi antara Pemkab Sitaro dan BNPB dalam rangka optimalisasi penanganan pasca bencana.
“Kami berupaya semaksimal mungkin agar penanganan pasca bencana dapat segera direalisasikan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujar Oroh.
Gunung Ruang, salah satu gunung berapi aktif di Kepulauan Sitaro, meletus pada April 2024 lalu, menyebabkan kerusakan signifikan di sejumlah wilayah Tagulandang. Erupsi ini mengakibatkan ribuan warga harus mengungsi dan menyebabkan kerusakan infrastruktur vital, termasuk rumah, sekolah, dan fasilitas umum.
Selain itu, sektor ekonomi lokal, terutama perikanan dan pertanian, juga terdampak parah akibat abu vulkanik yang menutupi lahan serta perairan.
Upaya tanggap darurat yang dilakukan BPBD dan BNPB segera diterjunkan untuk meminimalisasi dampak bencana tersebut. Namun, langkah rehabilitasi dan rekonstruksi masih membutuhkan waktu panjang dan koordinasi yang baik antara berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat dan daerah.
Melalui audiensi ini, diharapkan langkah-langkah pemulihan dapat berjalan lebih cepat dan tepat sasaran, sehingga masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Ruang bisa segera bangkit dari dampak bencana.