ZONAUTARA.com – Saat sedang mengamati sekitar Noma Campsite, beberapa kali saya membelalak lantaran takjub sudah tujuh kupu-kupu dengan bentuk dan warna yang berbeda beterbangan melintasi saya. Belum lagi gagahnya suara rangkong yang tidak pernah saya dengar sebelumnya.
Tim Zonautara.com pada akhir pekan lalu sepakat mengunjungi Noma Campsite, destinasi wisata yang ada di daerah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang. Dan setelah menginap selama tiga hari dua malam, kami menyimpulkan ini bukan sekadar lokasi berkemah biasa, tetapi menyimpan banyak kisah inspiratif tentang harmoni antara manusia dan alam.
Noma Campsite yang berada di bawah manajemen PT. Minahasa Permai Development Resort (MPRD) dirancang dengan memegang teguh prinsip regenerative tourism, sebuah pendekatan pembangunan yang mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui pekerjaan, investasi, dan keterampilan, tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan.
“Concern pembangunan yang ada di lingkup MPRD ini tentu saja sangat memperhitungkan regenerative tourism, bahkan bila ada rencana membangun sebuah site dan ternyata setelah diteliti lagi tempat itu adalah habitat dari tarsius misalnya, pembangunannya digeser dari rencana awal. Termasuk pembangunan site Noma juga sangat memperhitungkan prinsip tersebut” ungkap Ageng, founder Wallace Conservation Licoupang saat ditemui Minggu (15/12/2024).
Wallace Conservation Licoupang berada satu manajemen dengan Noma Campsite, yang juga mengelola resort The Pulisan dengan sejumlah objek wisatanya.
Tak ayal dalam skema yang lebih besar, pengelolaan Noma Campsite tidak hanya berfokus pada pariwisata tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat lokal dan pelestarian ekosistem sekitar.
Sebagai bentuk komitmen terhadap prinsip ramah lingkungan, pengelola Noma Campsite melibatkan masyarakat lokal dalam pelatihan, mulai dari pengelolaan tempat wisata hingga edukasi tentang ekosistem.
“Contohnya saat pembukaan lahan, pohon dengan diameter lebih dari 20 cm tidak diizinkan untuk ditebang. Selain itu, masyarakat setempat dilatih menjadi ranger yang menjaga fasilitas Eco Trail. Ada juga masyarakat desa yang sudah diatur sebagai penyedia logistik kalau ada tamu yang menginap di Noma” ungkap Bios Lariwu, Ranger Pulisan Bay.
Praktik kecil ini merupakan implikasi dasar dari regenerative tourism yang menggunakan pendekatan green economy. Sebagaimana prinsip ekonomi hijau ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keseimbangan alam.
Noma Campsite menjadi bukti bahwa pariwisata dan pelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan, memberikan manfaat ekonomi sekaligus menjaga keindahan alam untuk generasi mendatang.
Dengan segala pesonanya, Noma Campsite mengundang wisatawan untuk tidak hanya menikmati alam, tetapi juga belajar menghargainya.